45. END

86 18 1
                                    

Part kali ini bakalan beda dari sebelumnya, karena ini adalah bab terakhir yang aku tulis dengan sebanyak 3.208 kata, wahh banyak banget gak tuh? dan kalian pastinya bakal puas sama endingnya yey!!!

happy reading guys<3

•••

Ray baru saja sampai dirumah sehabis pulang dari taman tadi, tak hanya Ray saja, Ara dan Aldi pun ikut pulang ke rumah Ray berniat untuk main disana. Namun Ray terheran-heran saat melihat banyak koper yang terletak di garasi rumah nya.

"Banyak koper ini untuk apa, Pa?" tanya Ray saat Rival baru saja menghampiri nya

"Sekarang kita akan tinggal di London. Mama tadi kasih kabar ke Papa kalau dia sudah sembuh dan suruh kita untuk tinggal disana selamanya. Kamu mau kan?" jawab Rival bahagia karena mendengar kabar bahwa istrinya sudah sembuh

"M..mau, tapi Ray gak siap buat pisah sama teman-teman Ray. Termasuk Shania."

"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, sekarang ayo angkut barang bawaan kamu" suruh Rival sambil menunjuk koper berwarna biru

"Pa, sekarang banget?" tanya Ray memastikan

"Iya. 2 jam lagi pesawat akan terbang."

"Tapi Pa.. Ray belum pamitan sama Shania. Jangankan itu, Ray aja belum selesaikan masalah kemarin." lirih Ray

"Loh kenapa? Papa kan sudah jelasin semuanya ke kamu, harusnya kamu dan Shania sudah baikan dong" balas Rival

"Iya Pa, tapi Shania gak percaya."

"Yaudah itu urusan belakangan, kamu bisa jelasin nya lagi lewat chat. Sekarang cepat beresin barang bawaan kamu, nanti kita bisa ketinggalan pesawat." dumel Rival, lalu ia meninggalkan nya ke dalam rumah

Sedangkan Ray masih diam bingung memikirkan situasinya ini.

"Gue minta lo kasih tau ini ke Shania. Urusan dia bakal samperin gue atau enggak nya itu belakangan, yang penting Shania tahu kalau gue bakal pergi ke London" Ray menyuruh Ara untuk memberi tahunya kepada Shania, Ara pun mengangguk nurut.

Sambil menunggu telepon dari Shania, Aldi memulai topik dengan Ray.
"Lo beneran mau ke London?" tanya Aldi masih tak percaya

"Seperti yang lo denger tadi, gue dan Papa akan tinggal disana selamanya"

"Lo mau?" tanya Aldi

"Sejujurnya nggak. Gue pengen tinggal disini sama kalian termasuk Shania. Gue gak ingin pisah sama Shania, gue sayang sama dia." ungkap Ray tulus

"Tapi gak mungkin gue tolak ajakan Papa yang ingin tinggal sama Mama di London." sambung Ray dengan raut wajah yang bingung oleh keadaan.

"Ini benar-benar pilihan yang sulit."

•••

Shania yang hendak mengambil ponselnya tiba-tiba di telepon dengan Ara.

"Ra, pas banget lo telepon. Gue mau kasih tau sesuatu" ucap Shania masih dalam keadaan menangis

"Sha, sorry bukannya gue gak mau denger sesuatu itu. Tapi gue minta lo cepetan ke rumah Ray sekarang, kalau lo gak mau kehilangan dia untuk selamanya"  balas Ara dengan nada sedikit sedih

"Untuk apa?" tanya Shania polos

"Pokoknya lo cepetan kesini, karena Ray bakal pergi ke London untuk selamanya."  ungkap Ara membuat Shania dengan cepat bergegas pergi ke rumah Ray.

Dengan sangat lincah, Shania berlari ke garasi untuk mengambil mobil nya dan pergi ke rumah Ray tanpa memikirkan penampilan nya yang sehabis nangis tadi.

Tetapi Aku Mencintainya [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang