Sore ini setelah pulang sekolah,Ray dan Shania berniat untuk menjenguk Tesya yang masih dirawat di rumah sakit.
Kini mereka berdua telah sampai di rumah sakit dimana Tesya di rawat. mereka langsung memasuki rumah sakit itu dan mulai mencari ruangan yang di tempati Tesya.
Ruang 15. Anggrek
Setelah menemukan ruangannya mereka berdua langsung masuk, dan ternyata Ara dan Aldi juga ada di dalam.
"Gimana kondisi lo?" tanya Ray ketika melihat Tesya yang masih berbaring di atas kasur
"Sudah mendingan,3 hari kedepan kalau kondisi nya makin membaik boleh dipulangkan" ucap Tesya persis seperti instruksi dari Dokter tadi.
"Syukurlah" balas Shania
"Permisi" mereka semua yang ada di ruangan itu lantas menengok ke ambang pintu
Dan ternyata yang datang adalah Monica dan Syita.
Mereka berdua ragu-ragu untuk menghampiri Tesya. namun Tesya sendiri yang menyuruh mereka untuk menghampiri nya.
Keadaan menjadi canggung seketika. Monica dan Syita merasa dihantui oleh rasa bersalah.
"Ada yang luka sejak tabrakan kemarin?" tanya Monica memberanikan diri memulai topik pembicaraan
"Hanya benturan ringan di kepala gue, sekarang sudah agak membaik" jawab Tesya seramah mungkin
"Emm gue sama mereka bertiga keluar aja kali ya? biar kalian ngobrol nya gak canggung" sela Shania ditengah-tengah pembicaraan Tesya dan Monica
"Iya, lagian kebanyakan orang juga didalam ruangan ini" sahut Ara
Tesya mengangguk setuju.
Shania,Ara,Aldi,dan Ray pun keluar dari ruangan itu membiarkan Monica dan Syita mengobrol dengan Tesya.
"Yang dikatakan lo benar. seharusnya gue berhenti ngelakuin hal-hal gila itu,semua cara gue emang berlebihan dan salah" ucap Monica mengakui kesalahannya
"Gue juga minta maaf karena udah celakai lo sampai masuk rumah sakit, gue udah berani nyuruh lo buat ngelakuin rencana jahat gue,gue emang bego,bodoh banget." lanjut Monica menyalahkan dirinya
"Gak semua salah lo,kita berteman, bekerjasama dalam kejahatan berarti kita semua yang salah bukan salah satu dari kita. seharusnya lo minta maaf ke Shania dan yang lainnya, bukan cuma sama gue" balas Tesya
"Tetep aja gue juga harus minta maaf sama lo karena lo udah berteman sama manusia kaya gue,bahkan gue gak pantes di sebut manusia. gue ini jahat,gue hampir aja merenggut nyawa seseorang" Monica terus saja membahas tentang itu dan menyalahkan dirinya
"Yang penting kondisi gue udah baik-baik aja,gue mau kita semua minta maaf sama Shania,Ara,Aldi,dan juga Ray" balas Tesya
Monica dan Syita mengangguk.
Monica memanggil Shania dan teman-temannya untuk kembali masuk kedalam ruangan Tesya.
"Gue mau minta maaf sama kalian, terutama Ara dan Shania,maaf karena keinginan gue,gue sampe-sampe ngelakuin hal gila,gue udah ngancurin semuanya,gue udah ikut campur dalam masalah pribadi Shania,gue udah siksa Ara,pokoknya semua hal jahat yang gue lakuin ke lo gue bener-bener minta maaf,gue sadar kalau gue salah,salah banget malahan. mungkin kata maaf aja gak cukup buat membayar semua kesalahan-kesalahan gue,kalau kalian mau hukum gue hukum aja seberat-beratnya gue ikhlas" kata Monica panjang lebar dan tanpa sadar air mata nya menetes tanpa permisi.
"Gue juga minta maaf, gue ikhlas kalau kalian mau hukum kita, gue mau kalian maafin kita." sahut Syita dan Tesya
Seketika suasana berubah menjadi terharu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetapi Aku Mencintainya [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "J-jadi orang tua Shania meninggal gara-gara kecelakaan?" tanya Ray yang masih memegang diary Shania ditangannya "Emang nya lo gak ngerasa aneh sama kejadian orang tua lo, Sha?" lanjut Ray menatap Shania "Iya Sha, lo pengen...