"Maaf kak, ini teh manis hangat nya" ucap salah satu anggota PMR yang tadi membantu Ray, lalu memberi secangkir teh manis hangat.
"Thanks ya" ucap Ray lalu mengambil secangkir teh manis hangat itu, lalu menyimpan nya di meja sebelah kasur yang Shania baringkan, dan adik kelas itu pergi meninggalkan ruang UKS.
Ray menatap Shania yang belum sadar dari pingsannya, namun ia tiba-tiba terkejut saat Shania membuka mata nya lahan-perlahan, dan sadar.
"LO? LO NGAPAIN?!" Tanya Shania dengan terkejut.
"E..enggak gue gak ngapa-ngapain" jujur Ray.
"Lo yang tadi kan? terus gue dimana?kok sama lo? lo siapa sih?" Shania terus saja mengoceh sendiri.
"Berasa di wawancara gue" timpal Ray.
"Jangan-jangan lo ngasih obat tidur di air mineral itu, terus gue ketiduran, abis itu sama lo di bawa kesini dan..lo ngapain gue?hah?jawab!" Ucap Shania mengada-ada.
"Heh! jangan suudzon dulu lo! gue cuma.." Ray menggantungkan ucapan nya
"Cuma apa?!" tanya Shania panik.
"Cuma nemenin lo doang! tadi lo tidur di tengah lapangan, lagian ngapain sih lo tidur di tengah lapangan?" Jawab Ray.
"Gue pingsan kali bolot, palingan cuma modus kan lo!" ketus Shania
"Dih geer! berhubung lo udah sadar gue mau keluar, bye takut gue khilaf kalo berduaan sama lo" balas Ray lalu pergi keluar
"Ck! kenapa sih gue harus ketemu sama tuh cowok!" Shania bermonolog sendiri
Dret!dret!
Ponsel Shania bergetar."Shania, tadi tante di telepon sama wali kelas kamu katanya tadi kamu pingsan?" tanya Riana melalui sambungan telepon.
"Iya Tan, sekarang udah mendingan kok" jawab Shania
"Yaudah, Tante bakalan ada meeting, kamu sekarang pulang sama Pak Budi yah, Pak Budi stand by di sekolah kamu kan Sha?" ucap Riana panjang lebar.
"I-iya Tan, Pak budi ada kok" ucap Shania terpaksa berbohong.
Shania langsung menutup telepon itu, tanpa ada balasan dari Tante Riana.
"Huh, Alhamdulillah Pak Budi gak bilang kalau gue tadi berangkat sendiri" lega Shania.
•••
Kepulangan Shania disambut oleh Bi Ati dan Bi Susi, asisten rumah tangga selain Bi Ati.
"Eh non Shania, tumben pulang cepat?" tanya Bi Susi.
"Iya bi, tadi Shania pusing jadi Shania pulang duluan" jelas Shania
"Non Shania pusing? Non Shania mau di buatkan apa sama bibi?" sahut Bi Ati
"Enggak usah bi, Shania cuma mau istirahat aja di kamar" ucap Shania lalu berjalan ke kamar nya.
Kedua asisten rumah tangga itu mengangguk mengerti
•••
Shania sedang berbaring di kasurnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu yg membuat Shania terbangun dari kasurnya.
"Ohiya, gue harus cari buku diary gue!"
Shania memulai mencari di meja belajar, meja rias, dan tempat-tempat lainnya. Walaupun sudah di cari dimana-mana tetap saja tidak ketemu diary tersebut.
"Jangan sampe diary gue jatuh ke tangan seseorang" panik Shania sambil mengigit bibir bawahnya
Tok!Tok!Tok!
Seseorang mengetuk pintu kamar Shania yang membuat Shania terkejut,tanpa lama lagi ia membuka pintu kamarnya
"Eh Bi Ati, kenapa bi?" Tanya Shania
"Non, ayo kita makan malam dulu" ajak Bi Ati.
"Oke, nanti Shania kebawah yah"
Lalu Bi Ati turun ke lantai bawah dan meninggalkan Shania di kamarnya.
"Mungkin kemarin diary nya ketinggalan di bawah meja kelas gue, atau emang ada di mobil" Shania menebak-nebak.
"Ah yaudah lah habis makan malam gue cari lagi" lalu Shania turun ke bawah dan menuju meja makan untuk makan malam.
Namun, nyatanya? saat Shania selesai makan malam ia langsung ke kamarnya untuk tidur dan tidak mencari diary nya itu, mungkin ia kelelahan
•••
Karena hari ini hari Sabtu,dan sekolah SMA Ratrya Mega libur, Shania memutuskan untuk bermain seharian bersama dengan Ara dan Aldi. Sekarang Shania sedang duduk di kursi taman depan rumahnya sambil menunggu kedatangan kedua sahabatnya itu.
"Eh lo lagi" ucap seseorang yang baru saja datang dan duduk di sebelah Shania
"Lo ngikutin gue mulu deh perasaan, ngapain sih?!" tentu saja Shania mengenal suara itu, ia pun menengok dan menjawabnya
"Lo kali yang ngikutin gue" jawab seseorang itu
Shania mengambil ponselnya yang ada di tas selempang nya dan berpura-pura sibuk memainkan ponselnya
"Gak usah sok sibuk, gue tau kok lo cuma geser-geser layar ponsel lo aja" ucap seseorang itu
"Kalo udah tau gausah ngomong" sinis Shania
"Sebenernya tujuan gue nemuin lo itu, mau nanya" ucap seseorang itu
"Kek yang penting aja, nanya apaan?" Tanya Shania
"Emmm"
"Apaan?!"
"Nungguin yaa?" jawab seseorang itu dengan sedikit jahil
"Bodo!" kesal Shania
"Kali ini serius, gue mau nanya kalo ini dia—" ucapan seseorang itu terpotong saat ada suara nada dering telepon dari ponsel Shania
Dret!Dret!
Ponsel Shania bergetar, dengan cepat Shania langsung mengangkat nya
(Panggilan dari Feisya Nara)
"Halo Ra?"
"Gue ada di tempat batagor sama Aldi, Lo yang kesini aja ya" Ara memberi tahu posisi nya kepada Shania
"Oke-oke gue kesana sekarang" ucap Shania, lalu sambungan telepon itu berakhir.
Shania langsung pergi dari tempat yang ia duduki dan meninggalkan seseorang yang di sebelahnya tanpa berkata apapun.
"Ya Allah, kalo boleh jujur capek rasanya ditinggal tanpa kejelasan mulu, rasanya anjim banget" keluh seseorang itu.
.
.
.
maaf dikit bgt part ini
semoga suka ya!
Jan lupa vote❤️!
Makasiii✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetapi Aku Mencintainya [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "J-jadi orang tua Shania meninggal gara-gara kecelakaan?" tanya Ray yang masih memegang diary Shania ditangannya "Emang nya lo gak ngerasa aneh sama kejadian orang tua lo, Sha?" lanjut Ray menatap Shania "Iya Sha, lo pengen...