13. Lupa

60 29 18
                                    

"Papa berangkat dulu,habis ini kamu berangkat sekolah ya" ucap Rival saat hendak memasuki mobilnya

"Iya,Pa" jawab Ray,setelah itu Rival pergi dengan mobilnya,saat Ray hendak berangkat sekolah memakai motor tiba-tiba seorang gadis memanggilnya.

"Ray!" panggil gadis itu,Ray hanya menoleh tak menjawab

"Gue cari di rumah sakit nggak ada, ternyata lo udah pulang" tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Ray

"Berangkat bareng yuk" ajaknya

"Gue bisa bawa motor sendiri" ucap Ray dingin

"Lo belum sembuh total kalo lo kenapa-kenapa dijalan,gimana?"

"Gue bisa sendiri,Ra!" kali ini Ray menegaskan gadis itu—Ara

"Tapi Ray..."

"Lo berangkat sendiri aja ya,ini masih pagi jangan merusak kehidupan gue" sengit Ray

Ara tidak menyerah, bagaimanapun caranya ia harus bisa berangkat sekolah bersama Ray.

"Gimana kalau kita naik mobil,lo ada mobil kan? gue yang nyetir nya aja,oke?" ucap Ara

"Tapi nanti mac—"

"Oke,mana kunci mobil lo? dari pada buang-buang waktu mending ambil kunci mobilnya di dalem rumah terus kasih ke gue" atur Ara

Dari pada terlambat karena ribut seperti ini, Ray menurut kata Ara,lebih tepatnya malas jika meladeni manusia satu ini, mending ia menurut saja.

"Bisa cepetan dikit ga sih nyetirnya? lama banget lo" ketus Ray, bukan kenapa-kenapa tapi ini sudah jam 07.20 sedangkan sekolah sudah mulai di tutup jam 07.15

"Kalo ngebut nanti kita kecelakaan,lo kan baru pulang dari rumah sakit,kalo masu—"

"Naikin lagi kecepatan nya, bisa-bisa terlambat kita" potong Ray cepat.

Ada bener nya juga. Ara menaiki kecepatan mobilnya, akhir nya sampai sekolah juga,tapi..

"Pak,jangan di tutup dulu pak!" cegah Ara saat pak satpam menutup gerbang sekolah

"Tidak bisa,kalian berdua sudah telat!" tegas satpam itu

"Please pak, izinkan kita berdua masuk ya pak" mohon Ara

"Tidak bisa!"

"Apa gue bilang,Ra.." pasrah Ray

"Maaf Ray,ini kan demi keselamatan kita juga" tapi Ray tidak bisa menyalahkan Ara sepenuhnya

"Lewat belakang gimana?" entah ide dari mana yang muncul dari otak Ray

"Gue gabisa naik nya,"

"Udah ayo,nanti sama gue diangkat" tanpa ba-bi-bu lagi,Ray menarik tangan Ara menuju gerbang belakang,yang biasa menjadi tempat murid-murid bolos ataupun yang datang terlambat, seperti Ray dan Ara

Ray hendak menggendong Ara namun Ara menghindar. "Eh,ngapain?" tanya Ara bingung

"Mau masuk gak? ayo gue gendong"

"Gue naik ke pundak lo aja deh,boleh?" tolak Ara dan menawar pilihan lain. ia takut keberatan jika Ray harus menggendong nya

Keduanya berhasil menaiki gerbang yang cukup tinggi itu,saat hendak melangkahkan kaki menuju kelas,mereka berdua mendengar seseorang memanggil nya,lantas Ray dan Ara menoleh dan mendapatkan Pak Santoso yang berdiri di belakangnya

"Siang,nak" basa-basi pak Santoso,Ray dan Ara hanya bisa cengengesan tak tahu ingin merespon apa

"Jam berapa ini?" lalu pak Santoso melihat jam yang terpasang ditangannya. "Hmmm,jam 07.45 yah?"

Tetapi Aku Mencintainya [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang