Ꮶrashinveens || O3

738 85 5
                                    

Sudah terhitung 3 bulan sejak mereka tinggal bersama, dan selama 3 bulan itu mereka sudah bisa beradaptasi dengan kehidupan baru ini, walau setiap hari ada saja perdebatan kecil namun mampu mereka selesaikan bersama.

Niel dan Kael yang sudah seperti ayah bagi mereka, Solpi dan Adrianne sudah seperti ibu, Aidenn dan Vielaby yang seperti guru, Gael dan Aileen yang menjadi moodboster, Jorgas yang banyak tingkah dan gombalan, Jayden dan Thala yang hanya diam melihat kelakuan yang lain, dan Angel anggota termuda yang mampu membuat suasana semakin menyenangkan.

"Bang gue bawa motor sendiri ya." Vielaby berusaha membujuk kakak tertuanya agar mengijinkannya untuk naik motor sendiri.

"Enggak ada ya Vi, abang nggak ijinin biasanya juga bareng Gael, kenapa ini tiba tiba mau bawa motor sendiri?" Balas Niel dengan wajah datarnya.

"Lagian kan udah ada kesepakatan cewek di larang berkendara sendiri." Sambung Kael membela Niel.

"Bang, besok doang kok, gue ada kuis kalau telat bisa berurusan sama dosen killer gue, lagian hari ini Gael nggak ada kelas pagi kan, kalau gue bareng Jorgas masih berhenti berhenti dia nemuin degemnya." Jujur Vielaby yang membuat Jorgas langsung mendongak dan terdiam.

Niel dan Kael menatap Jorgas dengan tajam, meminta penjelasan terkait perkataan Vielaby baru saja. "Biar abang yang anterin mau? Atau bareng Aidenn aja, dia kan berangkat pagi terus?" Tawar Niel.

"Abang kan kerja, dan kita juga beda arah. Kalau sama Aidenn canggung juga." Vielaby benar benar jujur. "Aidenn aja kalau di ajak ngomong diem diem mulu, kayak ngomong sama tembok."

"Yaudah biar abang yang anter besok, abang nggak kerja kok besok." Final Niel.

"Gue setuju sama Viel soal Aidenn, dia aja gue ajakin ngegame nggak mau fokus sama bukunya doang." Suara Jorgas membuat semua orang mengalihkan perhatian ke arahnya. Sedangkan, objek yang di bicarakan tenang dengan ponsel yang berada di tangannya.

"Jorgas!" Panggil Niel yang cukup mengintimidasi. "Jelasin! Kenapa lo masih berhenti pas berangkat ke kampus? Yang lain juga kenapa nggak bilang?" Tanya Niel bertubi tubi.

Sepertinya Niel dalam mode senggol bacok, jika salah bicara bisa saja kenyamanan mereka terganggu. "Inget kalian semua sekarang jadi tanggung jawab gue sama Niel. Jorgas, udah pernah di bilang kan, kalau berangkat kampus jangan pernah berhenti dulu, karena yang lain mungkin aja ada kelas, ujian, kuis dan lainnya, lo di mobil itu nggak sendirian ada yang lain dan itu tanggung jawab lo." Kael berusaha memberi pengertian.

"Adrianne lo sering bolos dan telat kan? Kemana?" Giliran Adrianne yang mendapat pertanyaan. "Bukannya lo ya pengen banget ke jurusan itu dulu, sampai nentang ortu biar di ijinin, kenapa malah sering bolos? Merasa salah jurusan? Nyesel? Sampai dapet surat panggilan, mana? Kenapa nggak di kasih gue?" Niel seperti cenayang saja tau semua tentang adik adiknya.

"I-itu bang, gue telat karena Jorgas yang kalau berangkat masih nemuin degem degemnya, dan pas gue sampai kelas dosen udah dateng, gue bolos aja, karena endingnya gue juga bakal di usir." Jelas Adrianne gugup.

Niel menatap satu persatu adik itu, memberikan tatapan tajam. "Kalian semua juga, kenapa nggak pernah cerita apapun? Kalian anggep gue apa sih di sini? Kalian kalau ada apa apa bilang ke gue, gue kayak nggak ada gunanya di sini."

"Serah kalian udah, bebas kalian." Putus Niel dan mengambil kunci motor. "Kael besok lo anterin Viel ke kampus." Suruh Niel sebelum dia meninggalkan rumah.

"Bang Niel marah?" Tanya Angel polos.

"Udah ya kalian cewek cewek tidur, udah malem besok sekolah, ngampus, oke." Suruh Solpi.

Ꮶrashinveens Family ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang