Setelah Vielaby tertidur, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga begitu juga dengan Aidenn dia tidak jadi kembali ke kamarnya. Hanya Angel yang tidak ikut karena dia harus tidur besok sekolah.
"Sebenernya Vielaby kenapa?" Tanya Jayden membuka suara terlebih dahulu mewakili pertanyaan yang dari tadi tertahan dari yang lain.
"Dia sakit." Balas Niel singkat.
"Sakit apaan? Sabar gue, untung lo lebih tua kayak gue bang, kalau nggak udah..." Ucapan Jorgas terpotong dengan tatapan Niel.
"Mau apa? Nggak usah bacot depan gue, tunggu aja hukuman dari kakek nanti." Ucap Niel dengan ekspresi datarnya.
"Bang lo laporin gue ke Kakek? Gue tau gue salah tapi nggak gini juga bang." Jorgas tak terima.
"Iya, gue yang bilang kenapa? Lo yang suka bolos ngampus sampai skripsi lo nggak jalan jalan! Lo mau malu maluin keluarga krashinveens." Jelasnya dan memandang mereka satu persatu. "Kalian nggak usah seneng dulu karena gue juga laporin kalian semua selama disini dalam pengawasan gue."
Semua terdiam mendengar perkataan saudara tertua mereka, tidak ada yang berani membalasnya termasuk sang kembaran hanya diam. "Aidenn!"
Mendengar namanya di panggil yang awalnya fokus pada ponselnya dan menoleh ke arah Niel dan memandangnya seolah bertanya "kenapa?"
"Udah gue bilang nggak usah peduliin Viel lagi, kenapa tadi malah lo nolongin dia, apa kurang Kael sama Gael."
"Niel, dia cuma mau nolong kita buat Viel buang gunting yang dia pegang." Kael membuka suara membela Aidenn.
"Apa lo sama Gael nggak bisa nanganin dia?"
"Bang, bang kael bener! Aidenn cuma bantu, nggak ada maksud lain, apa salah dia bantu? Lo tau gimana Viel kalau udah kambuh." Gael ikut bersuara membela Aidenn.
"Lo suruh gue buat nggak peduli sama dia dan seolah nggak kenal? Tapi gimana kita serumah, tiap hari ketemu, terus lo suruh gue ngehindar gimana? Lo egois Daniel!" Jawab Aidenn dan langsung pergi dengan raut emosinya.
"Niel lo kayak'an udah kelewatan, mereka serumah gimana ngehindarnya? Bahkan sekarang jadi canggung gara gara lo." Kael tidak tau dengan cara berfikir kembarannya itu. "Gue tau mereka salah dulu tapi, saat itu mereka belum tau."
Yang lain kecuali El bersaudara sekarang benar benar seperti orang dongo tidak tau apa apa yang bahas dari tadi.
"Maaf nih bang, gunanya kita disini apa? Gue nggak paham sama pembicaraan kalian." Thala memberanikan diri bertanya.
"Ah, maaf kalian pasti bingung, nggak ada apa apa sih cuma masalah sepele." Balas Gael sambil tersenyum.
"Bang Jayden mau taruhan nggak? Hari ini ada pertandingan bola." Gael berusaha mencairkan suasana.
"Gue ikut dong!" Sahut Jorgas yang dari tadi terus menunduk takut karena Niel.
"Ayolah rame rame, lo mau ikut juga bang?" Tanya Thala melihat kearah abang kembar.
Niel tak menjawab dan langsung pergi ke kamarnya begitu saja membuat suasana menjadi tegang lagi. "Boleh, cewek cewek boleh balik kamar dah" suruh Kael yang langsung di laksanakan.
Sedangkan lima pemuda ini begadang menonton bola dan bertaruh atas tim pilihan masing masing. Melupakan kejadian yang bersetegang tadi, seolah tidak pernah terjadi apa apa sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮶrashinveens Family ✓
RandomCover by @eboyjkjeon ❛❛Bagaimana jika kedua belas manusia yang saling bertolak belakang itu di satukan dalam satu rumah, karena sebuah tradisi yang turun temurun? Akankah mereka mampu menangani semua masalah yang akan muncul nantinya?❜❜ Semua akan t...