Pagi hari ini semua sudah siap untuk aktifitas masing masing, semua telah berkumpul di meja makan, menunggu sarapan yang di buatkan oleh kakak mereka, Solpi.
Jorgas baru keluar dari kamarnya, dan melihat semua sedang berkumpul di meja makan. Seleranya hilang kala melihat Niel duduk memimpin di sana, dia pergi begitu saja tapi langkahnya berhenti mendengar suara Kael.
"Mau kemana? Sarapa dulu."
"Gue sarapan di kampus aja."
Niel yang menyadari bahwa Jorgas tidak akan ikut sarapan bila ada dia langsung berdiri.
"Gue berangkat, kalian bisa sarapan, gue bawa motor." Pamit Niel dan berjalan melewati Jorgas.
"Udah nggak ada bang Niel kan? Lo bisa ikut sarapan sekarang, gue berangkat dulu ada kuis."
Gael cukup kesal dengan sikap sepupunya itu, padahal dia yang salah kenapa malah dia yang marah? Setelah Gael keluar yang lain menyusul dan pergi begitu saja, menyisahkan Kael, Solpi, Jayden, Angel dan Jorgas.
Sedangkan di luar rumah, Aidenn, Adrianne, Thala, dan Aileen sudah masuk ke dalam mobil. Gael menaiki motor dengan membonceng Vielaby di belakang.
"Kok gue kesel sama sih Jorgas tadi ya?"
Aileen mengungkapkan unek uneknya.
"Sama, yang salah dia tapi kok dia yang marah sama bang Niel? Nggak jelas banget." Sahut Thala.
"Btw, Anne kemarin kok bisa pulang bareng sama Jorgas, kalian pergi bareng kemarin?"
Adrianne yang sejak tadi hanya menyimak, menoleh ke belakang di mana kedua orang itu duduk.
"Kebetulan papasan."
Jawaban singkat yang terlontar dari mulut Adrianne. Sedangkan, Aidenn fokus menyetir tanpa memperdulikan dua makhluk yang duduk di belakang.
Gael dan Vielaby sampai terlebih dahulu di kampus, baru saja turun dari atas motor Vielaby sudah mendapat omongan tidak enak dari beberapa mahasiswa. Ya, sejak kejadian ada orang yang mendatanginya ke kampus waktu itu, mereka memandang Vielaby sebagai orang gila atau bahkan pembunuh.
"Udah, jangan dengerin mereka."
Vielaby hanya tersenyum menanggapi perkataan kakaknya itu.
"Mau gue anter?" Lagi lagi Vielaby menjawab dengan gerak tubuhnya, mengeleng.
Gael dan Vielaby berjalan berlawanan arah, Vielaby melewati koridor dan lagi lagi perkataan mereka yang menyakitkan.
"Nggak ada gosip lain apa?" Guman Vielaby. "Basi."
"VIEL?!"
Panggil seseorang yang berlari ke arahnya.
"Ada apa?"
"Kayakan kita nggak bisa temenan lagi deh, karena gue temenan sama lo gue di bilang gila juga."
Vielaby sudah menduga akan terjadi seperti ini bila rahasianya selama bertahun tahun terbongkar, semua orang akan menjauhinya termasuk orang yang dia anggap teman atau sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮶrashinveens Family ✓
SonstigesCover by @eboyjkjeon ❛❛Bagaimana jika kedua belas manusia yang saling bertolak belakang itu di satukan dalam satu rumah, karena sebuah tradisi yang turun temurun? Akankah mereka mampu menangani semua masalah yang akan muncul nantinya?❜❜ Semua akan t...