Manusia kembar sudah berada di ruangan kerja, awalnya hanya ada keheningan di antara keduanya. Niel bingung mulai dari mana untuk membahas hal ini.
"Kenapa lo bebasin Jorgas gitu aja? Mau lepas tanggung jawab soal tuh anak? Mau bilang apa sama kakek nanti kalau tau?"
Pertanyaan bertubi tubi yang di berikan oleh Niel pada kembarannya itu.
"Gue awalnya nggak mau lepas tanggung jawab sama dia, tapi dia udah kelewatan, dia nggak mau nurut malah makin menjadi, dia udah bilang lo sama Viel penyakitan dan dia udah nggak sopan."
"Yang dia bilang bener kan? Gue sama Vielaby memang penyakitan, dan seharusnya lo bantu dia, nuntun dia ke jalan yang bener bukan malah kayak gini, mutusin gitu aja dan lepas tanggung jawab."
"Lo juga nggak bicara dulu sama gue soal ini, gue tau dari orang lain. Mana yang biasanya lo cerita masalah sama gue, mana yang gue tau semua dari lo."
"Hah?! Nggak kebalik Ni? Bukannya lo yang lebih dulu tau masalah kalian, bahkan lo nggak mau ngelibatin gue?"
Kael kesal, marah, kecewa pada Niel bagaiman tidak, sekarang malah Niel menuduh dia tidak bercerita tentang masalah adik adiknya, bukan tidak mau bercerita tapi melainkan hanya malas saja karena Niel sudah tau sebelum di beritahu termasuk masalah pada Adrianne kemarin kemarin.
"Apa gunanya gue cerita sama lo? Kalau lo aja udah tau semua sampai ke akar akarnya, buang buang waktu aja."
Niel terdiam, semua yang di bilang Kael benar, dia tau semua sebelum Kael memberitahunya.
"Gue tau dari mana? Sekertaris lo yang bilang pas gue tanya gimana caranya perusahaan atmaja di alihkan secepat itu, padahal kita nyelametin Adrianne di hari yang sama."
"Gue nggak tau peran gue di keluarga ini apa sebenernya? Gue udah biasa aja sama semua, bahkan orang ngangep gue cuma cadangan selama lo nggak ada."
"Gue cuma cadangan kan? Jadi selama lo nggak ada biar gue berperan sebagai lo dan semua keputusan ada sama gue, sebelum lo ambil lagi."
Kael mengeluarkan semua uneg unegnya selama ini, banyak orang menganggapnya tidak bisa apa apa tanpa bantuan Niel, selain keputusan kakek, keputusan Niel juga adalah mutlak yang harus di turuti.
"Lo bukan cadangan, lo kembaran gue Kael, kita itu satu. Maaf soal gue yang tau dulu dan nggak cerita sama lo, tapi buat saat ini jangan ambil keputusan yang ngerugiin kita semua." Sesal Niel.
"Apa benar perkataan Jorgas? Lo cuma ngincer kedudukan sebagai pewaris utama, makanya lo rela kayak gini? Segitu kepinginnya lo jadi pewaris?"
"Kael denger, gue tau salah tapi bisa nggak lo lebih dewasa lagi menanggapi semua ini, lo cuma lihat dari satu sisi aja yang belum tentu kebenarannya." Niel juga mulai kesal. "Bahkan lo nggak pernah cerita soal ini kan sama gue, kalau lo merasa di bedain atau tersaingi sama gue bilang, jangan malah ambil keputusan yang salah."
"TERUS MENURUT LO KEPUTUSAN YANG BENER GIMANA?!"
PRANG
Kael mulai tersulut emosi dia berteriak dan melempar vas yang ada di ruangan itu, membuat semua penghuni rumah berlari ke arah ruang kerja Niel.
"GUE CUKUP BERSABAR SELAMA INI, TAPI EMANG LO YANG NGGAK PEKA ATAU PURA PURA NGGAK TAU?! SETIAP APA YANG GUE KERJAIN DI KANTOR, SIAPA YANG DAPAT PUJIAN DARI KAKEK? LO BUKAN GUE!"
Kael sepertinya mulai menunjukkan rasa irinya pada kembarannya itu, bahkan yang melihat kejadian tadi terdiam tidak mempercayai, Kael yang di kenal sabar dan tenang bisa berbicara seperti ini.
"Bang udah jangan malah berantem gini! Nggak bakal nyelesain masalah sama sekali." Gael menengahi. "Tenangin pikiran masing masing nanti di omongin baik baik lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮶrashinveens Family ✓
RandomCover by @eboyjkjeon ❛❛Bagaimana jika kedua belas manusia yang saling bertolak belakang itu di satukan dalam satu rumah, karena sebuah tradisi yang turun temurun? Akankah mereka mampu menangani semua masalah yang akan muncul nantinya?❜❜ Semua akan t...