Jorgas mengantar Solpi untuk terapi, trauma yang dia dapatkan dari kejadian itu sangat berdampak besar pada dirinya, dia sering kali melamun seperti tidak bernyawa, kala Vielaby yang berusaha mendekatinya dia tidak banyak berbicara.
"Kak, Jorgas mau beli minum dulu." Ijin Jorgas, Solpi hanya terdiam dan memandang kearah depan dengan tatapan kosong.
Jorgas merasa sangat kasihan sekaligus bersalah karena tidak bisa menjaga kakaknya ini, dia seperti adik yang tidak becus.
Jorgas berjalan menuju supermarket yang berada di sebrang sana, meninggalkan Solpi sendiri di dalam mobil.
Saat Jorgas baru keluar dari supermarket dengan kantong plastik di tangan kanannya dan ingin kembali menyebrang ada dua polisi yang menghamporinya dan menghentikan langkahnya.
"Ada apa pak?" Tanya Jorgas.
"Apa benar dengan Jorgas Abimanyu?"
"Iya, saya sendiri pak, kenapa?"
"Ikut kami ke kantor polisi."
"Akh, masalah kakak saya?"
"Bukan, kepolisian mendapat laporan anda terlibat dalam pengedaran narkoba."
"Tapi pak...."
"Mari ikut kami." Kedua polisi itu berusaha membawa Jorgas, membuat orang sekitar berbisik bisik melihat pemuda yang sedang di bawa polisi itu.
"Pak, bisa saya antar kakak saya pulang dulu, dia berada di mobil di sana sekarang." Minta Jorgas sambil menunjuk mlbilnya yang berada di sebrang sana.
"Tapi..."
"Kalau bapak takut saya kabur, bapak bisa ikut saya pulang dan saya akan ikut anda ke kantor polisi."
"Baik."
Polisi itu mengangguk dan masuk ke dalam mobil polisi sedangkan Jorgas menyebrang dan langsung memasuki mobilnya.
Mobil Jorgas melaju terlebih dahulu, dengan di ikuti mobil polisi dari belakang.
Semua orang yang berada di sana sempat penasaran apa yang sebenarnya terjadi dan berbisik bisik mengeluarkan pendapat masing masing, ada yang berpendapat positif juga negatif.
"Vielaby." Panggil Kalvin membuat langkah Vielaby berhenti dan menoleh ke arah belakang melihat Kalvin yang berlari menghampirinya.
"Ya?"
"Gue mau bicara sama lo, berdua."
"Soal?"
"Bisa cari tempat dulu nggak?"
"Kantin fakultas aja." Usul Vielaby.
"Boleh." Setuju Kalvin.
Mereka berjalan beriringan menuju kantin fakultas, kehadiran mereka berdua di kantin membuat mahasiswa dan mahasiswi terkejut karena ini pertama kalinya melihat Kalvin berada di kantin fakultas psikologi dan juga bersama seorang gadis, apalagi gadis itu adalah Vielaby Pradani Krashinveens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮶrashinveens Family ✓
RandomCover by @eboyjkjeon ❛❛Bagaimana jika kedua belas manusia yang saling bertolak belakang itu di satukan dalam satu rumah, karena sebuah tradisi yang turun temurun? Akankah mereka mampu menangani semua masalah yang akan muncul nantinya?❜❜ Semua akan t...