"Mau bolos lagi?"
Pertanyaan itu terlontar dari mulut Aidenn yang di tujukan pada teman sekaligus sepupunya itu, Jorgas
"Bukan urusan lo!""Emang, tapi lo bikin masalah kita juga yang kena getahnya, hukuman kakek belum selesai udah mau bikin ulah lagi."
Jorgas tidak memperdulikan nasehat Aidenn dan tetap pergi bersama teman temannya dari fakultas teknik.
"Udah? Ayo cabut."
"Mau kemana lo?" Tanya Gael ketika Aidenn berdiri dan seperti ingin menyusul Jorgas. "Mau nyusul dia? Mau cari masalah sama bang Niel nanti kalau ketahuan."
Masih ada Kalvin, Nathan dan Hasan di sana saling berpandangan dan tidak mengerti sama sekali dengan pertengkaran antarsepupu tersebut.
"Gue nggak nyusul diapun udah ada masalahkan sama abang lo itu!"
Aidenn pergi meningggalkan teman temannya dan masih terdiam mencerna semua kejadian yang terjadi baru saja.
"Ngapain kalian? Cosplay jadi patung?"
"Kalian berantemin apaan sih? Emang Jorgas mau kemana?"
"Kalian temennya bukan sih? Kok nggak tau kemana temennya pergi."
"Ya, bukan gitu! Dia kalau pergi ijinnya ketemu gebetan mana kita kita tau anjir." Balas Kalvin yang tersulut emosi.
"Tenang, tenang, kenapa jadi kalian berdua yang berantem?"
Di sebuah perusahaan pembuatan komik seorang wanita terlihat frustasi dengan pekerjaannya.
"Solpi, kamu di panggil pak boss ke ruangannya."
Seruhan dari teman kerjanya menyuruh Solpi menghadap keatasannya. Dia mengangguk dan berjalan ke ruangan bossnya takut takut.
"Apa lagi yang akan terjadi." Gumannya sebelum mengetuk pintu. Solpi benar benar tegang, apa yang akan terjadi saat dia sudah berada di depan? Apakah mampu dirinya menghadapinya nanti? Entahlah.
"Ada apa anda memanggil saya?"
Solpi berusaha menjaga nada bicaranya setenang mungkin. "Kemari!" Dia berjalan ragu ragu ke arah bossnya itu.
"Maaf, saya masih banyak pekerjaan, apa bisa langsung keinti saja?"
"Ah begitu ya? Nanti jam istirahat tunggu saja, jangan coba coba kabur!"
Solpi hanya mengangguk dan meminta ijin untuk keluar, lega yang dia rasakan setelah keluar dari ruangan itu, walau sementara. Tidak tau apa yang akan terjadi padanya nanti saat jam istirahat. Dia hanya bisa berdoa semoga nanti ada yang menyelamatkannya.
Waktu terus berjalan jam sudah menunjukkan pukul 12.00, para karyawan sudah keluar untuk makan siang di kantin atau di cafe.
"Sudah menunggu lama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮶrashinveens Family ✓
RandomCover by @eboyjkjeon ❛❛Bagaimana jika kedua belas manusia yang saling bertolak belakang itu di satukan dalam satu rumah, karena sebuah tradisi yang turun temurun? Akankah mereka mampu menangani semua masalah yang akan muncul nantinya?❜❜ Semua akan t...