Niel sudah sadarkan diri sejak subuh tadi, bahkan dia kaget menyadari Vielaby juga tertidur di brankar sebelah. Dia juga melihat dua manusia yang tertidur pulas di sofa dan kursi sebelah Vielaby. Badannya terasa sakit semua, rasanya dua kali lipat lebih sakit dari yang terakhir dia alami.
"Lo udah baik baik?"
Seorang lagi masuk ke dalam ruangan itu, mengalihkan pandangan ke arah pintu.
"Gimana keadaan Adrianne dan kenapa Vielaby bisa kayak gini?"
Bukannya menjawab dia malah balik bertanya.
"Udah aman rumah, Vielaby kemarin kambuh pas tau Adrianne yang bikin lo kayak gini dan nyekik dia."
"Perusahaan Atmaja udah kita ambil alih dan Raka udah masuk penjara."
Niel mengangguk dan kemudian memandang kedua orang yang masih tertidur pulas di tempat masing masing, seperti meminta penjelasan.
"Mereka yang jagain kalian berdua, Aidenn juga nggak lakuin apapun sama Vielaby, lo tenang aja."
"Ayah sama bunda siangan kesini."
"Kenapa lo kasih tau? Yang ada gue bukan sembuh malah makin parah."
Kael yang mendengar jawaban kembarannya tertawa, benar saja perkataan Niel bukan di kasihanin atau gimana malah di ceramahi berjam jam oleh bundanya, sedangkan ayahnya hanya berkata keren, itu baru anak ayah sambil tersenyum bangga. Setelah itu akan ada perdebatan antara ayah dan bundanya.
"Eugh..."
Gael berusaha menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang ada di ruangan ini.
"Bang Niel udah sadar?" Tanya Gael dengan nyawa yang belum terkumpul semua bahkan matanya belum terbuka sempurna.
"Bangunin Aidenn, kalian pulang dan berangkat kuliah sana." Suruh Kael.
Gael berjalan ke tempat Aidenn dan membangunkannya dengan cara mengoyang goyangkan badannya, Aidenn yang merasa terusik akhirnya bangun dan langsung menuju kamar mandi tanpa menoleh ke arah lain.
Setelah membasuh muka agar terlihat sedikit segar dia keluar dan baru menyadari Niel sudah sadar dan mengobrol bersama Kael dan Gael di sana.
"Sana basuh muka lo, banyak ilernya noh." Usir Niel kala menyadari Aidenn sudah keluar dari kamar mandi.
Aidenn tidak berkata sepatah katapun, dia berjalan mengambil jaketnya yang berada di kursi dan kunci mobil yang berada di meja, setelah itu dia pergi begitu saja.
"Sampai kapan?"
"Hm?"
"Sampai kapan lo kayak gini sama Aidenn?"
Niel terdiam mendengar pertanyaan Kael, entah dia sebenarnya sudah memaafkan atau belum, hatinya masih ragu dengan keputusan untuk memaafkannya, seakan bayang masa lalu terlintas di kepalanya.
"Bang gue balik dulu ya." Seru Gael yang sudah ingin pergi.
Keduanya menoleh dan mengangguk. "Hati hati bawa motornya."
"Oke bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮶrashinveens Family ✓
RandomCover by @eboyjkjeon ❛❛Bagaimana jika kedua belas manusia yang saling bertolak belakang itu di satukan dalam satu rumah, karena sebuah tradisi yang turun temurun? Akankah mereka mampu menangani semua masalah yang akan muncul nantinya?❜❜ Semua akan t...