13. Bike Talk

23 8 0
                                    

Di perjalanan pulang, Hanan banyak bercanda agar Zelo tidak ngambek lagi. Bagaimana tidak, ia menangis ketakutan karna akan di tinggal Hanan, setelah menangis, Hanan malah menertawainya.

"Zel" panggil Hanan, takut jika Zelo ketiduran di boncengannya.

"Hm" jawab Zelo seadanya.

"Ututu suaranya jadi sumbang" Hanan masih ingin menggoda Zelo tapi kasihan ketika mendengar perubahan suara Zelo.

Sesuai perintah Tian, Hanan sudah memberikan jaketnya pada Zelo. Di spionnya, Hanan melirik-lirik Zelo, sungguh Hanan saat ini menahan tawanya lagi, hidung Zelo saat ini merah, belum lagi rambutnya yang terbang menutupi pandangannya.

Hanan selalu mensugesti dirinya bahwa ia hanya akan menyayangi Zelo sebagai adiknya. Jika lebih, semuanya akan lebih rumit, Hanan tidak ingin menambah kerumitan.

Sehingga, beberapa kali Hanan mencoba melirik perempuan lain untuk di pacari, tapi saat ini semuanya hanya dekat. Hanan belum memilih yang mana yang akan dia pastikan hubungannya.

"Mau apasihh? Manggil manggil doang?" Zelo yang sudah kesal lagi menunggu Hanan mengeluarkan suaranya. Ia sedikit lelah di posisinya menopang tubuhnya agar bisa mendengar Hanan.

"Ehehe. Kemarin aku ngajak Syasa jalan" akhirnya Hanan memutuskan untuk menceritakan kegalauannya akhir-akhir ini.

"Hu'um terus?" Zelo mulai tertarik dengan pembahan yang menyertakan kedua sahabatnya ini.

"Awalnya aku merasa tertarik sama dia" cerita Hanan yang di akhirnya menggantung menurut Zelo.

"Tapi?" Sela Zelo ketika Hanan menggangtung kata-katanya.

"Tapi.... beberapa minggu aku intensitas deketin dia kok aku bosen ya?" Wajah Hanan lebih menyebalkan dari sebelumnya menurut Zelo.

Plaaakkk!!! *bunyi helm yang mendapat tamparan dari tangan Zelo.

"Ya Allah di geplak lagi gua" Hanan cukup kaget karena tingkah Zelo yang tiba-tuba menampar kepalanya/helm.

"Ya lagian belum apa-apa udah bosan. Gimana ntar jadian" Zelo tidak terima temannya di perlakukan seperti itu.

"Yaa mending sekarang gak sih, mumpung belum terikat apapun? Daripada kalo nanti-nanti yang ada dia makin sakit hati. Aku gamau pertemanan kita yang jadi taruhannya" Hanan mengungkapkan ke khawatirannya.

"Kan Syasa juga temen aku" lanjut Hanan, yang jelas tidak ingin menyakiti Syasa yang juga sebagai salah satu teman dekatnya.

Zelo berpikir, ada benarnya juga apa yang dikatakan Hanan. Lebih baik dari awal dia tidak melangkah daripada belakangan semuanya berantakan dan saling menyakiti.

"Kalo misalnya nih, misalnya Syasa udah suka sama kamu gimana? Kan kasian" Zelo mencoba membicarakan ini pada Hanan.

Hanan tiba-tiba murung. Hanan tidak berniat menyakiti Syasa. Bagaimana pun Syasa salah satu teman favoritnya.

"Ya doain aja Syasa belum suka" Hanan tidak bisa menjawab dengan baik.

"Dihh lagian siapa yang suruh baperin anak orang" Dipastikan Zelo akan segera mengomel.

"Ya kan namanya juga cowok tertarik, abis itu ternyata mungkin aku salah ngartiin perasaan aku" Hanan mulai membela dirinya.

"Kan kamu tau, kalo masalah perasaan aku nyadarnya telat banget. Kalo udah ngerasa nyaman aja belum tentu aku cinta. Butuh waktu lama itu menyadari semuanya" lanjut Hanan menjelaskan posisinya.

Zelo ikut pusing. Memang Hanan orang yang terlambat merasakan atau terlambat menyadari. Maka dari itu ia sangat hati-hati. Kadang-kadang Hanan memang plin-plan.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang