14. Don't Do That

22 8 0
                                    

Tian saat ini berada di kantin, sarapan sangat penting baginya. Hari minggu seperti ini biasanya ia berolahraga bersama Jio dan Hanan.

Tian telah selesai memakan makanannya dan terlihat tersenyum. Arah pandangannya tertuju pada gadis rambut medium mengenakan atasan berwarna kuning. Sungguh bajunya menarik perhatian Tian.

Pake baju gembel aja udah menarik perhatiannya,apalagi ini ngjreeng banget warna bajunya. - Author.

"Sarapan tuh sebelum jam sembilan" Sindir Tian pada Zelo yang baru keluar kamar menjelang siang.

Zelo terperanjat kaget akibat Tian yang tiba-tiba di sampingnya.

"Astagahh, kebiasaan banget deh yan (An)" yang kaget yang belum terbiasa oleh kebiasaan Tian yang tiba-tiba ada di dekatnya.

"Udah sarapan?"  Lanjutnya menanyai Tian yang masih berdiri di sampingnya seperti patung.

Tian mengangguk, hanya itu jawaban atas pertanyaan Zelo.

"Tapi pengen lagi masa" Tian memiliki kebiasaan memegangi perutnya jika berpikir tentang makanan.

"Dih masih pagi juga. Makan pisang aja deh" Zeli menyarankan, agar Tian tidak sakit perut seperti terakhir kali.

Tian terlihat berpikir, Zelo tidak bisa tidak tersenyum melihat ekspresi Tian ketika berpikir. Lihatlah Tian terlihat sangat imut.

"Duduknya dimana?" Tanya Zelo pada Tian yang tampak masih berpikir.

"Hah? Oh meja nomor 19" Tian masih berpikir.

"Sana gihh beli pisang, tapi jangan satu sisir ya. Dua juga cukup kayaknya" Zelo sudah seperti memberi peringatan pada anak kecil.

"Kayak program KB ya?" Tian memang serandom itu, percayalah, contohnya seperti pertanyaannya ini.

Zelo hanya menatap malas Tian dan pergi meninggalkannya.

Zelo doang yang ninggalin cogan pas lagi ngomong- (Author).

Zelo sebenarnya menunggu Ajun. Katanya, Ajun akan menjemputnya agak siang. Zelo segera memakan makanannya. Tian pun segera duduk di sampingnya, membawa pisang dan jus mangga untuk Zelo.

Zelo yang sadar diberikan jus mangga cengengesan, karena bahagia hari ini Tian begitu peka. "Makasi" katanya yang membuat Tian gemas ingin 'menampol' wajah lucu Zelo.

Tian segera menempelkan punggung tangannya pada dahi Zelo. Memeriksa apakah ia demam atau tidak.

Zelo hanya pasrah. "Hangat?" Tanyanya pada Tian saat punggung tangan Tian masih di dahinya.

"Dikit" Jawabnya, lalu menurunkan tangannya dari dahi Zelo.

"Mau kemana?" Lanjutnya bertanya. Tian bertanya karna tidak biasanya Zelo hari minggu sudah rapih.

"Semalem Ajun minta tolong. Trus katanya jemputnya agak siang" jawab Zelo polos.

"Hoalah. Padahal Jio mau ngajakin main bultang" terdengar sedikit nada sesal dari Tian.

"Yah, udah janji dluan sama Ajun" Zelo pun merasa sedikit bersalah. Tian hanya mengangguk sebagai jawaban, yang berarti tidak apa-apa.

"Semalem gak di kasih jaket kamu sama Hanan?" Tian mulai mengintrogasi Zelo.

Setelah menelan makanannya, Zelo menjawab "Di kasih kok."

"Trus kenapa idungnya meler gini?" Celoteh Tian berkata sembari melap ingus Zelo menggunakan tissue.

Udah dua cowok yang ngelapin ingusnya si Zelo ㅠ.ㅠ- Author.

"Eheheheh. Di bikin nangis sama Hanan" Zelo mode cepu ke Tian.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang