18. Wind With Us

20 9 0
                                    

Saat ini hirak-piruk gymnasium menyeruak hingga ke luar gedung. Malam ini adalah final pada cabang pertandingan voli.

"Zelll control Zeell. Jangan gugup lu pasti bisa" Pria yang akrab disapa 'Bang Soleh' mencoba memberi arahan pada Zelo yang terlihat gugup di lapangan kali ini.

Bukannya bagaimana, Ajun lebih gugup melihat Zelo gugup di final. Di kursi tribun penonton juga teman-temannya ikut gugup.

Setelah banyak memakan banyak waktu pertandingan voli putri antara FISIP vs FK sangat menegangkan, karna poinnya hampir seri. Tapi, pertandingan ini membawa tim Zelo memenangkan olim tahun ini.

Saat ini, ketujuh sahabat itu sedang dalam perjalanan pulang ke asrama. Mereka di angkut oleh patroli lingkungan kampus menggunakan mobil open kap.

Angin yang puas menerpa wajar mereka membuat mereka harus berbicara dengan suara yang lebih keras. Cahaya bulan yang juga menerpa pipi yang bersemu kegembiraan itu tersenyum dan tertawa lepas dengan kebersamaan mereka malam ini.

"AHAHAHA GOKIIILL"- Hanan.

"Ahaha busett"- Jio.

"Gilaaa kayaknya hari ini banyak yang terjadi ya" Aji seperti mendapat kilasan kejadian hari ini.

Mereka heboh pulang menggunakan mobil open kap malam-malam.

"Serasaa di grebeeek ga sih? HAHAHAH" kadang-kadang imajinasi Zelo bisa serandom itu.

"Aku gatau mau bahagia apa malu ini?" Sena hanya mengatakan isi kepalanya.

Tian juga sedari tadi tidak menghentikan senyumnya. Lagi-lagi mereka membuat kenangan tanpa sengaja.

Semuanya heboh, kecuali Tasya yang memang tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini. Tapi di dalam hatinya juga sangat bahagia bersama teman-temannya.

"Si Zelo jadi juara, jadi brasa di arak keliling kampus ya" Hanan sudah dipastikan membayangkan Zelo yang di arak keliling kampung karena kemenangannya malam ini.

"Ahahah benner banget"  Jio menyetujui pendapat Hanan.

"Eeehhh sebelum UAS kita jalan-jalan yuuk" Aji tiba-tiba mengusulkan hal yang juga tiba-tiba terbesit di otaknya.

"Hayuk!!" Sena dan Zelo semangat.

"Yang deket-deket aja biar ga capek banget" Tian ikut menyuarakan pendapatnya.

"Yook yook minggu ragunan yok. Silaturahmi sama saudaranya Zelo" Hanan memulai godaannya.

"Saudara kamu juga dong, kan kamu masku"  Zelo sekali lagi menjadi orang yang realistis.

"Oh iyak. Lupa ahaha" Hanan tertawa ketika menyadarinya.

Semuanya kembali tertawa. Tawa mereka sepertinya terbawa oleh angin yang seolah membuat pohon-pohon yang menghijaukan UI di siang hari dan menggelapkannya di malam hari ikut tertawa.

Jika Sena dan Tasya duduk di pegangi oleh Jio dan Aji. Zelo berdiri berpegangan pada besi mobil yang di bantu Tian memegang pergelangan tangannya dan Hanan di ujung bajunya.

Bukan banyak gaya, kaki Zelo sedikit cedera ketika bermain tadi. Ia tidak nyaman jika kakinya di lipat, maka dari itu ia memutuskan untuk berdiri.

Tasya yang di pegangi oleh Jio saat ini asyik memperhatikan tangan Tian pada pergelangan tangan Zelo.

Sementara lainnya masih asyik bercanda dengan Aji dan Sena yang jadi penonton setianya yang selalu memberikan respon tawa mereka.

Sesampainya di asrama, mereka heboh bagaimana cara turun dari mobil, apalagi bagi Zelo, Tasya dan Sena.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang