11. Support System

25 9 3
                                    

Zelo dan Syasa saat ini sudah berada dalam bus. Tadi, setelah Syasa menyelesaikam kewajiban magribnya mereka segera menuju gymnasium universitas.

"Lu secara fisik sehat kan?" Syasa membuka percakapan.

"Sehat kok" jawab Zelo yakin.

"Bagus. Kalo misal lu hari ini menang?"

"Hari ini gua lawannya FKM, kalo menang gue cuman perlu lawan FH buat jadi pemenang grup A. Abis itu gue nunggu lawan buat final" Zelo menjelaskan posisi timnya di grup pertandingan.

"Hoalah gitu, berarti kudu 3 kali menang dong lu buat juara?" -Syasa.

"Yoi"

"Abis olim pan UAS nih, lu rencana balik apa gimana?" Tanya Syasa.

Tapi tiba-tiba bus berhenti di halte gymnasium yang mengharuskan mereka turun.

"Makasihhh pak"  keduanya mengucapkan terima kasih kepada supir bus universitasnya, semua mahasiswa disini sudah terbiasa dengan ucapan-ucapan kecil yang bermakna ini.

"Kalo ini gua juara nih, katanya bakal ke Semarang. Trus ga bakal bisa balik kampung gua kalo ini juara. Soalnya ke semarang pas orang liburan" jelas Zelo.

"Hmm serba salah ye" Syasa turut bimbang, padahal hal itu adalah masalah Zelo.

"Ya gitu dah" Zelo belum tertarik memikirkan hal itu sekarang.

"Ehh lahh rameee banget woy. Ntu anak-anak dan calon bapak dari anak-anak lu juga ada tuhh. Acccieeee~~" Syasa sempat-sempatnya mengejek ketika melihat Tian di tribun penonton bersama teman-temannya.

"Sya, seketika gua grogi di nontonin dia" Zelo gugup ketika melihat Tian ada diantara teman-temannya.

"Dihhh, kesempatan lu tebar pesona, siapa tau kepincut pan dia liat lu keringatan bohay gitu" Syasa kumat.

"Dihh lu pikir gua lakik gitu yang makin kringat cewek-cewek makin teriak?"Zelo tidak habis pikir dengan imajinasi sahabatnya yang satu ini.

"Ya pan ya kali dia terseponanya jalur kringet. Dahh yeee yokk buruan sapa yang lain dulu" Syasa mendahului Zelo berjalan ke arah teman-temannya berkumpul.

Keduanya berjalan menuju tribun yang terdapat teman-temannya. Sepertinya teman jurusannya secara khusus datang mendukung Zelo dan Marko yang hari ini akan bertanding melawan FKM.

Tiba-tiba seseorang dari belakang mengusap kepala Zelo lembut. itu Jio.

"Semangat ya mainnya. Kalo menang dapat satu eskrim" Jio terlihat masih ngosngosan.

"Janji ya?" Jio mengangguk dan tersenyum menyanggupi janjinya pada Zelo.

"Uuncchh. Gue juga dong ji" celetuk Syasa.

"Lah lu menang maen kecebong?" Jio hanya ingin menggoda Syaya.

"Syaland" Syasa kini menjewer jio sampai ke tribun teman-temannya berada.

"Aakhhhh Sya ampun mak" keluh Jio yang telinganya memanas oleh tarikan jemari Syasa di telinganya.

Syasa berjalan santai menuju teman-temannya. Zelo sudah berlelang gantu baju.

"Lahh ngapa anak orang di jewer sya?" Hanan yang menyaksikan penistaan terhadap Jio pun cukup kaget.

"Mulutnya ga di sekolahin" Syasa bermode galak.

"Udah ya mak. Han tolongin gua dah" Jio meminta bantuan Hanan agar segera terbebas dari jeweran Syasa.

"Sini dah Sya, duduk sama gua"- Hanan modus

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang