25. Near but Far

18 9 0
                                    

Kehidupan kampus memang selalu berubah-berubah. Meskipun kegiatan monoton hanyalah kelas, tugas, dan tambahan kegiatan di luar kampus.

Tahukah kamu jika awal pertemuan memang tidak bisa menentukan apa-apa. Bahkan dengan jaminan sekali pun. Siklus dekat lalu perlahan menjauh adalah siklus yang wajar ketika individu sudah menentukan prioritas.

Jika dulu di jaman mahasiswa baru masih ber-hahahihi dan berkumpul. Ketika memasuki tahun ketiga dan keempat rasanya waktu bersantai sangatlah mahal.

Bermain dan berkumpul dengan teman dan orang yang disayangipun semakin semakin kurang. Bisa saja bertemu dengan orang baru, dan hidup juga perlahan berubah.

Sama halnya saat ini Zelo kini pulang ke asrama sendiri. Banyak kesibukan yang dijalaninya akhir-akhir ini. Hingga berkumpul dengan teman-temannya pun semakin sulit.

Beberapa kali Zelo menyapa di grup, namun yang menjawab hanya Jio dan Aji. Hanya mereka yang menyempatkan membalas chat Zelo.

Zelo bukanlah orang yang suka mengasihani diri sendiri. Mengingat beberapa kali tidak mendapatkan respon dari teman-temannya akhir ini kadang membuatnya sedikit kecewa.

Hanya saja ia meyakinkan bahwa memang sekarang sudah waktunya realistis tentang semuanya. Akan ada saatnya temannya akan sibuk dengan hidupnya sendiri.

Mereka hanya bertemu di kelas dan setelah itu semuanya menghilang di depan mata. Bahkan mengucap sapa pun tidak sempat.

Semuanya sudah punya prioritas masing-masing. Begitu kata Zelo jika ditanyai oleh orang-orang tentang squadnya itu. Yang dulu menghuni asrama bersama.

Saat ini, hanya Zelo yang masih bertahan di asrama. Tapi minggu depan ia akan segera pindah dan sudah mendapatkan kostan yang cocok dengannya.

Minggu depan juga ia harus berangkat ke Semarang untuk pertandingannya.

Akhir-akhir ini rasanya sedikit sepi. Untung ada Syasa yang sepertinya sama-sama hanya saling memiliki sebagai temannya.

Benar kata katingnya dulu. Teman sejati hanya bisa kamu liat siapa yang masih berdiri sampai akhir.

Tidak salah Zelo menaruh kepercayaan besar pada seorang Syasa.

Ting *suara notifikasi ponsel

Syasa Jaenab

|Beb besok gua nginap ya
|sekalian gua pengen crita banyak nih. Tentang semuanya

Oke|

|Lu yang baik-baik yee. Lu punya gue

Uunccchh|

|Jijiquee

"Gatau ni anak maksudnya ada apa. Tapi yaudah gamau ambil pusing. Sakarang cuman pengen hubungin nenek aja".

Tuuut tuuut tuuut

"Hallo kak, lagi di rumah nenek ga?"

"Iya. Mau ngomong?" Jawab di sebrang telfon

"Hm"

"Halo nak" suara lembut yang membuat Zelo senyum seketika

"Halo nek. Nenek sehatkan? Hari ini ngapain aja?" Tanya Zelo bertubi-tubi pada neneknya.

Zelo cerita apa saja ke nenek dan memberi tahu bahwa liburan tahun ini ia tidak pulang dulu. Kota Pare-pare sepertinya masih harus sabar menunggunya datang.

Nenek yang sudah membesarkannya setelah kedua orang tuanya pergi. Sampai sekarang ada rasa bersalah meninggalkan neneknya sendiri di rumah.

Bahkan setelah kepergian kakeknya baru-baru ini tidak ada orang yang di sampingnya. Kecuali, Syasa, Jio dan Ajun yang masih menyempatkan diri terus memperhatikannya.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang