12. Mas Hanan

25 9 0
                                    

Malam ini kembali malam minggu, Hanan menepati janjinya akan mengajak Zelo jalan-jalan.

Zelo sudah berjalan menuju lobby, Hanan sudah menunggunya.

Terlihat Hanan sudah menendang-nendangkan kakinya. Layaknya menunggu sang kekasih, sesekali ia melihat jam yang melingkar di tangan kirinya.

Tiba-tiba senyum jail Zelo muncul, sebentar lagi ia kan mengusili Hanan.

"Aaghhh ahahahahah" Hanan cekikan menahan geli di perut dan pinggangnya.

Barusan Zelo mengejutkannya dengan cara menggelitiknya.

"Udah ihh aahahaha" Hanan masih merasa sekujir tubuhnya geli.

Setelah puas Zelo 'menggeplak' kepala Hanan untuk menyadarkannya.

"Gusti, salah apa aku abis dibuat ketawa, langsung di tabok shh" Hanan mengelus lembut kepalanya.

"Utututu tayangkuu cinii ku tabok lagi" Zelo malah ingin menambah derita Hanan.

Keduanya memang sering antara bermesraan atau adu 'bacot'. Teman-temannya sudah sangat biasa dengan ini. Hanan segera merangkul leher Zelo yang memang hanya seketeknya itu.

"Tebak kita naik apa?" Hanan memulai pembicaraan.

"Naik taksi online?" Tebak Zelo.

"Dihh engga dong"

"Trus?" Tanya Zelo lagi.

"Kita naik motoorr" Hanan sumringah karena tahu Zelo memang lebih senang naik motor.

"Yeyyy. Tapi motor siapa? Kamu beli motor baru?" Seru Zelo senang.

"Ya bukanlah, aku kan kere" kere kok bangga Han "Pakee babeh doong" lanjutnya.

Babeh adalah motor kesayangan Marko. Tadi sore Hanan meminjamnya untuk berjalan-jalan dengan Zelo.

"Tau gitu mending jalan kaki aja" Zelo menatap Hanan datar. Bagaimana tidak. Babeh jalannya masih kalah jauh ketika Zelo berlari. Dari rumah Marko yang bisa di tempuh 30 menit ke kampus bisa menjadi 2 jam jika menggunakan babeh.

Hanan yang tau maksud Zelo cengengesan "ehehehe ya gapapa, yang penting sampai. Kan angin malam sepoi-sepoi"

"Yaudah kuyy, ntar makin malam"

Di perjalanan, babeh tidak rewel dan membantu Hanan dan Zelo menikmati waktunya bermalam minggu.

Kelihatan keduanya seperti sepasang kekasih yang menikmati kencan akhir pekan seperti kebanyakan orang. Tapi keduanya hanyalah teman. Dan mereka nyaman dengan itu.

Biarkan mereka begini saja sebelum mereka sibuk dengan dunianya sendiri dan cintanya masing-masing.

Saat di mall, terlihat banyak berpasang-pasang kekasih yang Hanan dan Zelo lihat. Keduanya saling menatap dan tersenyum.

"Kayaknya orang-orang mikir kita juga pacaran kali ya?"

Zelo mengangguk dan tersenyum atas penuturan Hanan barusan. Menurut Hanan dan Zelo ini sangat lucu.

Bagaimana tidak yang keduanya lakukan adalah berkencan seperti orang kencan pada umumnya, makan dan nonton, bedanya tidak ada skinship yang berlebihan.

Setelah makan, keduanya kini sudah berjalan menuju bisokop. Ramai, seperti itu suasanya.

"Mau nonton pengabdi setan ga?" Tanya Hanan pada Zelo yang sedang celingak-celinguk.

"Gamau" jawab Zelo dengan cepat.

"Coba aja. Kan sama aku" Hanan tahu, Zelo termasuk orang yang takut menonton film horor, dan sering membayangkannya ketika tertidur.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang