39. Juna's-sided feelings

22 8 0
                                    

Apakah kalian pernah merasakan bagaimana cinta itu datang terlambat? Saat kamu mulai berjuang, dia sudah pergi jauh.

Bagaimana sebelumnya kamu buta dengan dia yang hampir 24/7 bersamamu. Lebih parahnya kamu sengaja membutakan diri, jadi tidak ada tempat untukmu lagi adalah konsekuensinya.

Tidak ada yang berhasil dalam percintaannya, kini Juna hanya berfokus pada secepatnya mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Dia begitu menyesal tidak memperjuangkan Zelo dari awal. Atau pun memperjuangkan si 'dia'. Keduanya sama saja, semakin menjauh.

Hari ini Juna begitu bersemangat bertemu Zelo. Meskipun saat ini jantungnya hampir meledak, ada perasaan rindu dan rasa bersalah yang begitu dalam.

Juna tersenyum begitu lebar ketika berhasil mengabadikan wajah Zelo di hpnya yang sepertinya sedang melamun sembari menunggunya.

Juna memasuki cafee dengan nuansa vintage itu.

Zelo yang menyadari kedatangan Juna segera tersenyum padanya begitu manis.

"H-haai"

"Haii, duduk Jun" Zelo mempersilahkan Juna duduk. "Jadi berasa manggil Ajun jadinya" lanjut batin Zelo.

"Udah lama?"

Zelo menggelengkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Juna. Entah kenapa menurut Juna, sahabatnya ini kini jadi lebih pendiam.

Juna segera duduk kembali setelah memesan.

"Gimana kabarnya akhir-akhir ini?" Akhirnya Zelo bertanya pada Juna yang tampak salah tingkah.

"Aku baik kok. Kamu?  (Aku tidak baik Zel)."

"Mmm aku juga baik alhamdulillah, jadi sibuk apa aja sekarang?" Jawab ZeloZelo.

"Skripsian sih, dri semester kemaren blum selesai" jelas Juna.

Zelo mengangguk. Ternyata hampir setahun tidak berkomunikasi membuatnya seperti orang asing.

"Jadi gimana rencana kamu?" Juma cukup penasaran.

"Aku kuliah lagi. Tadi aja abis survey tempat praktikum" jelas Zelo.

"Sekalian skripsian juga semester ini?"

"Iya. Sekalian biar selesai aja. Itu pun kalo bisa sih hehe" jawab Zelo mantap.

"Ah, kalo bisa bagi waktu yang benner sih bisa. Kamu kan jago mengerjakan banyak hal dalam satu waktu"

"Wkwkw semoga aku masih handal ya. Ga begitu yakin bisa, tapi i'll try my best" jelas Zelo.

Keduanya terdiam sebentar.

"Mmm Zel, maafin aku ya" ungkap Juna tiba-tiba.

"Buat?" Alis Zelo terangkat karena bingung Juna meminta maaf untuk apa.

"Aku ga ada di saat kamu down, (Malah aku ikut beranggapan kamu gila)."

"Aku benner-benner ga guna ya jadi teman terlama kamu?" Juna dengan mada suaranya penuh sesal.

Zelo tersenyum. "Its okay, kalopun waktu itu kamu dateng aku juga mungkin ga ngenalin kamu" jelas Zelo.

"Dan usia pertemanan tidak menjamin semuanya Jun. Kamu juga ga wajib selalu ada buat aku" lanjutnya.

"Kamu punya hidup kamu sendiri, jadi kamu harus membahagiakan hidup kamu. Boleh ngejar pride setinggi yang kamu mau, atau se-ideal menurut kamu, tapi jangan lupa lagi sama yang kamu miliki" Perkataan Zelo benar-benar menamparnya, hingga ia hanya menunduk.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang