48. New Life

25 5 0
                                    

Sejak dua hari yang lalu, Zelo resmi menyandang status sebagai istri seorang Ajun Perwira Bhakti.

Saat ini mereka berada di Apertemen yang dibeli ajun sebulan yang lalu. Dan baru selesai didekorasi seminggu yang lalu. Jadi bisa dikatakan, Ajun sudah mempersiapkannya dengan matang sendirian. Ia tidak ingin merepotkan Zelo.

Hingga saat ini Zelo asik memandangi wajah suaminya yang tertidur begitu lelap. "Capek banget ya pasti kemarin-kemarin" nadanya merasa bersalah.

"Maafin aku ya belum kasih kamu apa-apa, Aku masih perlu waktu" Katanya pelan dan mencium pipi suaminya yang masih terlelap.

Zelo merasa bersalah karena ia tidak banyak membantu Ajun selama ini. Kesannya ia hanya menerima beres. Belum lagi ia belum memberikan hak Ajun sebagai suaminya. Tapi Ajun tidak pernah menyinggungnya, dan hal itu yang lebih membuat Zelo semakin merasa bersalah.

Di dapur, sudah ada neneknya yang tubuhnya sudah tidak bugar lagi. Iya, Ajun membawa serta neneknya tinggal bersama.

"Eh udah bangun nak?" Perempuan yang dulunya juga tidak kalah cantik dari cucunya tersenyum bahagia melihat cucunya yang keluar dari kamar.

"Udah nek, sini biar aku aja" Zelo mengambil alih dapur dan menyuruh neneknya istirahat di depan televisi.

Apartemennya cukup luas. Zelo tidak pernah tahu bahwa tabungan Ajun juga sudah dianggarkan membeli apartemen tanpa bantuan orang tuanya.

Sepertinya Zelo banyak dikejutkan oleh sisi serius Ajun akhir-akhir ini. Ia pikir Ajun hanyalah orang yang suka menghambur-hamburkan uang dan banyak bermain.

Pekerjaannya saat ini pun terbilang stabil. Ia bekerja di kepolisian negara di dalam tim yang cukup disegani. Sesuai cita-citanya. Jadi, seperti prediksi Zelo dengan cepat sudah mencintai suaminya ini.

Jika dulu ia selalu membuatnya marah, sekarang sepertinya ia di buat mabuk kasmaran suaminya setiap hari dengan cara ajaibnya.

"Selamat pagi nek" suara Ajun menyapa neneknya yang sedang menonton berita.

"Pagi ganteng" ucap neneknya tidak kalah manis. Ajun menyalaminya dan kemudian duduk di samping sang nenek ikut bergabung dengan aktivitasnya. Matanya mencari keberadaan sang istri, dia sudah cukup merindukannya.

Zelo cukup serius di dapur, sehingga hanya terkekeh mendengar interaksi orang tersayangnya di ruang keluarga.

Zelo samar-samar mendengar percakapan pagi yang cukup berat untuknya. Tidak heran, nenek begitu myambung mengobrol dengan Ajun yang bekerja di kepolisian negara karena neneknya adalah seorang istri perwira kepolisian. Jadi kakek Zelo adalah salah satu pensiunan perwira yang disegani.

Zelo masih fokus pada nasi gorengnya. Zelo memang pandai memasak, tapi gerakannya sangat lambat. Sehingga neneknya sering mengatakan "suamimu keburu pingsan nungguin kamu selesai masak"

Saking fokusnya, ia tidak menyadari tangan suaminya sudah berada di pinggangnya, bahkan sepenuhnya tubuhnya tenggelam dalam dekapan suaminya yang membuatnya terloncat kaget.

"AAIIYYAA" ucapnya sembari membalik badannya.

"yaampun sekaget itu ya? Baru juga mau uwu uwuan" Ajun sedikit kerasa bersalah ia lupa bahwa Zelo sangat mudah kaget.

"Astagfirullah ya kagetlah Jun. Orang lagi fokus juga"

"Ya masa mau meluk teriak dulu"

"Ya ga gitu juga samsul"

"Ehehehe iya deh jubaedahnya aku"

*Chup~

Zelo masih malu ketika dicium suaminya. Padahal tadi Ajun menciumnya di pipi.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang