26. Fine

23 9 0
                                    

"Ini udah semua nih?" Tanya Syasa pada Zelo yang sedang mengetikkan beberapa kata di ponselnya.

"Ha? Ohh udah kok" jawab Zelo setelah memastikan barangnya tidak ada yang tertinggal. "Banyak juga ya barang gua Sya" lanjutnya ketika melihat beberapa kotak kartun besar yang memuat barang-barangnya.

"Emang gitu yak, padahal lu hidup sendiri" Syasa menyetujui bahwa barang Zelo terlihat banyak.

Akhir-akhir ini, Syasa sering mengunjungi Zelo setelah kejadian Zelo kehilangan. Ia hanya ingin lebih memperhatikan sahabatnya itu lebih banyak selama ia bisa. Bahkan, Syasa sudah membeli motor baru untuk memudahkannya pulang pergi kuliah dan mengantar Zelo kemana-mana.

Syasa juga sudah memberi tahu bahwa Tasya menjadikan Tian tamengnya untuk tidak bunuh diri karena masalah keluarganya.

Zelo mengerti itu, penyakit mental bukan hal yang mudah di sembuhkan, memang sudah seharusnya harus ada support systemnya. Zelo paham itu dengan sangat baik.

Tasya di khianati papinya yang diam-diam menikah dengan mantan pacarnya terdahulu adalah pukulan penghianatan terbesar yang Tasya rasakan.

Kehilangan kepercayaan dari seorang panutan dalam hidupnya adalah perasaan yang tidak bisa di sembuhkan dalam waktu yang sebentar. Oleh karena itu, Zelo merelakan cintanya dan berusaha tidak ingin mencampuri urusan siapapun saat ini.

Zelo melihat-lihat lagi langit-langit kamarnya, kamar yang menemaninya sampai tahun ketiga perkuliahannya yang menyimpan banyak cerita.

"Berat yaa ninggalinnya" Syasa yang memperhatikan Zelo. "Gua juga bakal kangen nih tempat ngungsi gua" lanjutnya.

Zelo terkekeh mendengar curhatan temannya itu. Kamar ini memang menjadi saksi bisu dimana mereka melakukan transaksi gibahnya.

"Pan lu abis ini dapat tempat pengungsian yang baru, dengan cerita yang baru" Zelo menaik-turunkan kedua alisnya.

"Yoksi temen guaa orangnya positif" ucap syasa bangga Zelo mampu membaca harapannya.

"Positif apenih?" Tanya Zelo.

"Positif mau move on dari babang yang goib sifat dan keberadaannya"

Pernyataan Syasa membuat keduanya tertawa terbahak-bahak, sampai abang pengantar barangnya menyadarkan mereka. Segera melanjutkan aksi pindahannya.

♡♡♡

Saat ini Zelo sedang membereskan barang-barangnya. Kamar kostannya yang baru di selimuti tembok berwarna putih gading dan furnitur di dominasi abu-abu. Cocok dengan selera Zelo yang cukup menyukai suasana monocrome.

Membereskan dan mendekorasi adalah salah satu kegiatan yang sangat ia sukai. Apalagi ditemani musik favoritnya, ini pertama kalinya Zelo bersenandung lagi setelah kepergian kakeknya.

Sedang asik-asik membersihkan sambil menikmati musiknya. Tiba-tiba ponselnya berdering mendapatkan panggilan masuk..

"Haloo Jun"

"Haloo sayang, gimana pindahannya lancar?"

Zelo tersenyum, sepertinya Ajun sudah kembali menyebalkan seperti sebelum berdukanya.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang