27. What is Love?

19 9 0
                                    

Daun itu terlihat terbawa angin menuju danau yang cukup tenang hari ini. Suasana sejuk, tapi bisa membuatmu merasakan kehangatan dan kedamaian di dalam hati. Zelo mengikuti kemana daun itu terbawa lagi, hingga matanya menyipit karena sekarang Zelo melihat pasangan yang sedang tertawa bersama.

Untuk siapa Zelo tidak mengenalinya. Terlihat mereka seperti pasangan yang sudah lama menikah.

Apakah sekarang ia menjadi penonton keromantisan sepasang kekasih? Terlihat bagaimana pria tersebut menciumi pipi kekasihnya itu dengan senyum di bibirnya.

Pasti pria tersebut sangat mencintai wanita tersebut. Bagaimana pria tersebut menciumi perut wanitanya sesekali. Di pandangannya di perutnya ada calon buah hatinya.

Terlihat pasangan tersebut mendekatkan wajahnya satu sama lain, mata Zelo tiba-tiba tertutup. Tertutup oleh sepasang tangan yang cukup ia kenali.

"Tii...an?" Aroma tubuh Tian masuk dan menyeruak menyerang indra penciuman Zelo.

"Kamu ngapain disini?" Tanyanya lagi ketika sudah berhadapan dengan Tian. Hanya saja, aura yang dipancarkan Tian cukup aneh bagi Zelo. Matanya yang sayu terlihat sendu dan ada campuran kebahagiaan sekaligus kesedihan di dalam sana.

"Kamu kalo liat itu sekarang, kamu akan meninggalkanku begitu cepat" ucap Tian seraya menepikan anak rambut Zelo ke telinganya dengan lembut. "Aku masih ingin sisa hidupku bersamamu" lanjutnya.

"Memangnya itu siapa?" Tanya Zelo penasaran.

"Kamu akan tau, jika saatnya tiba, Saat kamu sudah melihat keseluruhan hatimu" Tian tersenyum begitu tenang, namun matanya  menyiratkan banyak hal.

Tapi ada apa dengan Tian? Kenapa ia terlihat begitu tenang? Lalu, apakah laki-laki bersama wanita itu Tian? Ia bersama dengan siapa?

Siapa sepasang kekasih yang bahagia itu? Duduk di bawah teduhnya awan dan penuh kasih?

Ketika ia melangkah ingin menghampiri pasangan tersebut, Tian menghilang di hadapannya, begitu pun dengan siluet sepasang kekasih tadi.

"Mereka adalah sepasang kekasih yang akan ku awasi nanti" suara yang berdesir seperti angin itu terdengar seperti Tian.

"Ta-taapi mereka siapa?" Zelo mulai melangkah mencari sumber suara, tapi tiba-tiba kakinya menginjak lubang.

TTUUK!

"Aduhh" Perlahan ia membuka matanya, dan mengelus kepalanya yang sepertinya tadi mencium lantai kamarnya.

"Lahh ini di kamar ku ya?"

"Trus tadi apaan?"

"Masa sih mimpi?"

"Apaan dah gaje banget" Ucap Zelo pada dirinya sendiri. Mimpinya barusan sangat membingungkannya.

"Alah lupain aja dah, ga penting juga" gerutunya lagi.

Saat ini sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ia terbangun dari mimpi anehnya karna jidatnya mencium lantai.

Derrrt~ Derrt~

"Ini siapa yang nelfon jam segini" Matanya membulat melihat nama 'Mahkluk go'ib' di layar ponsel memanggilnya.

"H-halo?" Terdengar di sebrang sana menghela nafas.

"Mmm kebangun ya?"

"Iya. Tapi karna jatoh dari kasur barusan hehe." Zelo tersenyum salah tingkah.

Terdengar kekehan dari sebrang telfonnya juga. "Ada yang sakit?"

"Engga sih, paling benjol doang jidat aku"

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang