21. Dramatic

20 9 0
                                    

Setelah minggu ujian berlangsung anak-anak asrama malam ini berniat mengadakan pesta kecil-kecilan.

Kata Hanan "meskipun minggu depan masih ada satu matkul lagi ujiannya, kita party aja yok"

"Bakar-bakar asrama yok?" Usul Hanan.

"Yook. Kan semester depan kita juga udah minggat" Jio memyetujui pendapat Hanan.

"Lu pada yang ganti rugi yee" Aji menganggap serius perkataan teman-temannya.

Saat ini mereka di dalam bus menuju asrama. Anak-anak yang secara alami dekat ini bergelung di dunia mereka sendiri.

"Gua udah yang minta ijin biar cewek-cewek bisa masuk lingkungan asrama putra" Jio dengan bangga memamerkan hasil kerja kerasnya membujuk penjaga asrama putra.

"Tian belanja sama gua" celetuk Hanan.

"Yaudah berarti gua sama istri-istri nyiapin bumbu ya?"  Aji mengundang yang lain untuk bermain drama hari ini. Semuanya kompak mengangguk.

♡♡♡

Angin hangat Depok dan Jakarta Selatan bertemu di bawah gedung baru asrama putra terasa begitu hangat.

Terlihat Jio mengawal para istri 'gadungannya' yang heboh memasuki kawasan asrama putra dan kemudian seketika malu ketika beberapa penghuni asrama putra memperhatikan mereka.

Saat ini mereka semua berkumpul di taman belakang asrama putra setelah mendapatkan ijin, dengan syarat sebelum jam sepuluh malam (jam tenang) mereka harus kembali ke kamar masing-masing.

"Waaaahhhhh banyak bahan-bahannya" Zelo heboh melihat banyaknya belanjaan yang mereka pakai.

"Uunccchh menantu idaman emang pinter banget belanjanya" Sena memuji teman-temannya.

"Tinggal pilih dah ya mau tipe yang mana" timpal Tasya.

"Ihh jadi mayuu ehehehe" Hanan sudah cengengesan ketika Sena memujinya.

"Dihhhh" jiwa julid Aji tiba-tiba saja keluar begitu saja melihat reaksi Hanan. Sekarang ia tidak takut lagi pada Hanan.

"Udah-udah ayok mulai bakar-bakarnya, ntar makin malem"

"Bun... sini deh bun bantuin ayah" Aji memanggil teman-temannya untuk membantunya.

"Ahahah wanjayy ayah gatuh" Hanan yang sedang sibuk dengan tikar yang akan mereka gunakan merasa geli dengan sebutan Aji pada teman perempuannya itu.

Tian dan Jio sudah terkekeh dengan panggilan Aji.

"Bunda yang mana nih kan ada tiga?"- Tasya.

"Semuanya dah kan aku maruk" ucap Aji yang kemudian terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.

"Bentar yah, mau liat nasi dulu"  Zelo ikut larut dalam permainan drama ini.

"Astagfirullah yang waras kayaknya aku doang" gerutu Sena.

"Apaan, kamu juga sama aja" cicit Hanan pada Sena untuk membuatnya kesal.

Sena hanya menatap datar wajah tengil Hanan. Lebih baik Sena bergabung dengan Aji dan Tasya meracik bumbu ikan bakar dan sosis.

Tian dan Jio sibuk mengurus perapian. Hanan sibuk menggelar tikar. Dan Zelo datang membawa loyang besar dari kamarnya.

"Lahh benerran masak kamu?" Jio menanyai Zelo yang ternyata benar-benar memasak nasi.

"Ho'oh tapi kok nasinya keras ya? Ehehe"

"Uuhhh ayah makin cinta deh bun jadinya" Hanan bermaksud memuji kepekaan Zelo hari ini.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang