50. Free Love (Epilog)

29 5 0
                                    

*Zona rawan!!!!!

Tapi gak rawan-rawan juga sih.
Author sudah dewasa tapi tidak bisa menggambarkan hal dewasa. Referensinya dari perbincangan teman-teman.

Dah happy reading!!!
________________________________________

Zelo sibuk memikirkan semua saran-saran temannya. Saat ini sedang berbaring di sofa ruang keluarga, sambil menunggu Ajun pulang.

Minggu depan ia sudah harus menyelesaikan Skripsinya karena sudah deadline. Praktikumnya juga tersisa 1 kali pertemuan, setelah itu ia akan mati-matian lagi membuat laporan akhir yang tebalnya seperti menulis skripsi. Untung saja ia menyicilnya sedikit demi sedikit.

"Hufft untung tadi pas bimbingan  feedbacknya positif" keluh Zelo pada dirinya.

Ia cukup mengantuk karena mengerjakan skripsinya semalam ditemani Ajun sampai dini hari. Untungnya besok hari libur.

"Ajun kok belum pulang ya? Mana dia tidurnya ga cukup gara-gara aku" nadanya dari tadi sedih jika mengingat Ajun.

Di otaknya juga mempertimbangkan ocehan temannya perihal tugas dan kewajibannya sebagai istri. "Aku kayaknya jahat banget ya Jun" ucapnya dan menghela nafasnya berat. Ia juga sangat mengantuk sekarang dan tertidur pada posisinya.

Pukul 23.11.

Ceklek *pintu terbuka

Pintu apartemen terbuka menampilkan wajah lelah seseorang, tapi tidak menutupi wajah tampannya. Sedari tadi saat matahari mulai bangun dan digantikan dengan angin malam dirinya merindukan istrinya di sela-sela pekerjaannya.

"Assalamualai-kum" Ajun terkejut melihat Zelo tertidur di sofa.

"Yaampun nungguin nih jangan-jangan" kemudian ia menaruh jaket dan barang lainnya di sofa lainnya. Mencuci tangan, wajah dan mengganti bajunya ala rumahan.

Ajun kemudian berjongkok menepikan anak rambut Zelo yang kian hari sepertinya menebal. Ajun juga tersadar bahwa rambut istrinya sekarang lebih panjang dari sebelumnya.

"Heiiii, pindah yuk. Pegel tau tidur di sofa" Ajun mengelus pipi Zelo.

Tidak susah membangunkan Zelo karena ia termasuk orang yang sangat sensitif ketika tertidur, sama sepertinya. Ternyata setelah menikah mereka banyak menemukan persamaan.

"Hm? Kamu dah pulang toh"
"Kamu udah makan? Mau aku masakin ga? Tadi gimana kerjaannya?" Zelo bangun-bangun crewet menurut Ajun.

"Satu-satu sayang nanyanya"  Ajun juga terkekeh karena gemas dengan tingkah istrinya.

"Ehehehe abis aku kangen" Mata Ajun melebar mendengar ucapan Zelo yang jarang-jarang bisa semanis ini.

"Abis makan apa kamu?!"

"Tadi makan ayam geprek sama ciwi ciwi" Zelo tidak mengerti arah pembicaraan Ajun. Ajun hanya heran dengan tingkah istrinya hari ini.

"Hoalah... Abisnya tumben kamu bilang kangen" Raut wajah Zelo berubah menjadi sedih dan segera memeluk leher Ajun.

Ajun semakin bingung "Kenapa sih? Sini cerita sama aku"

"Dosennya ngasih feedback jelek?"

"Kamu gabisa sidang?" Tebaknya sampai membuat istrinya sedih seperti ini.

"Gapapa kok, jangan di paksain sayang. Pasti ada waktunya buat kamu" Ajun dengan lembut mengusap kepala Zelo yang sedang menangis tersedu-sedu. Posisinya masih berjongkok di depan istrinya.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang