20. 24/7

19 9 0
                                    

Setelah percakapannya dengan Chaka, malam ini Zelo di ajak makan malam oleh Tian.

Tian sudah menunggunya di depan gedung, masih khawatir dengan cedera ringan kaki Zelo.

Tian tersenyum sangat ramah, Zelo memiliki firasat bahwa Tian saat ini dalam mood yang bagus.

Zelo menyambut tangan Tian yang terulur padanya.

"Dih senyam senyum bae" ujar Zelo yang melihat senyuman Tian semakin lebar saja.

"Ehehe. Gimana kakinya?" Tian berusaha mengalihkan topik pada kaki Zelo.

"Lumayan nih abis di urut bu Tati tadi siang. Udah bisa di pake belanja di kantin" ucap Zelo diselingin candaan.

Tian tersenyum. "Bagus deh. Ngebakso yuk"

"Hayuk. Pengen di traktir pemenang hari ini" Zelo menyindir Tian.

"Kok tau?" Tian tiba-tiba menghadap Zel9 yang berjalan sedikit pincang itu di sampingnya.

"Lah itu senyumnya tadi ngasih tau" ucap Zelo tenang dan berusaha berjalan sebaik mungkin.

"Seterah neng Jelo aja" Tian hanya pasrah yang membuat Zelo terkekeh.

"Duduk sini" Tian mengisyaratkan Zelo duduk di tempat yang sudah ia bersihkan.

Tian memesan bakso yang memang setiap malam ada di asrama. Jadi duduknya ala-ala piknik.

"Sambelnya satu sendok aja ya" peringatan Tian pada Zelo.

"Ihh curang itu punya kamu banyak sambelnya" protes Zelo ketika melihat di mangkok milik Tian lebih banyak sambalnya.

"Satu sendok atau gak sama sekali?" Tian mulai mengancam.

"Dihhh yodah" pasrah Zelo.

Tian hanya memberikan tatapan pada Zelo. Merasa di tatap Zelo segera membuka suara "iyaa satu sendok aja udah cukup."

"Padahal bukan itu maksudnya" memang bukan itu maksud Tian menatap Zelo barusan.

"Trus?" Zelo yang bingung pun bertanya.

"Jelek banget tau hari ini. Ga mandi ya? Mentang-mentang di suruh ga ngapa-ngapain jadinya mandi pun engga" tutur Tian yang memiliki arti lain.

Terjemahannya "cantik banget hari ini padahal ga mandi, efek kangen nih kayanya"

"Ehehehe mager. Lagian udah mandi kok" Zelo sepertinya tidak bisa membaca maksud Tian.

"Kemaren kan mandinya" tebak Tian.

"Tuh tau" Zelo bangga yang ketahuan bajwa hari ini ia belum mandi.

Tian bilang jelek dan tahu Zelo tidak mandi pun selalu menempel pada Zelo. Sebenarnya Tian tingkat bucinnya lebih akut daripada Zelo.

Padahal Tian lagi tampan-tampannya dengan rambut yang masih basah dan wangi cool khasnya, bahkan mampu membuat mas-mas baksonya meliriknya. Jangan tanya kaum hawa yang di lewatinya menatap kagum.

Sadar menjadi pusat perhatian Zelo menggaruk pelipisnya. "Kayaknya aku gembel banget ya di sandingin sama kamu gini?"

Uhhuukk * Tian keselek kuah bakso

"Biarin, biar ga pada naksir kamu kalo udah wangi" Tian menyuapkan mulutnya menutupi kebodohan mulutnya yang tidak memiliki rem.

"Tiba-tiba aku insenyur masa. Aku bau ya?"
"Padahal ga mandi dua hari juga aku masih wangi kok" Zelo tiba-tiba merasa insecure.

"Ahahaha anak siapa sih ini?" Tian tertawa mendengar kepedean Zelo

"Kamu ga mandi sebulan juga ga bau kok. Kalo orang-orang pada nutup hidung" Tian hanya ingin bercanda

"Kimi gi mindi sibilin jigi gi bii kik" - Zelo

"Pffftt.. yaudah mau bukti ga biar orang-orang ga mikir kamu bau?"

"Diapain? Aku ciumin satu-satu gitu? Atau aku minta di cium satu-satu gitu?"

"Mulutnya. Kalo aku yang cium diem ga?"

Oke Zelo kalah. Segera ia cepat memakan baksonya dalam diam tanpa menoleh ke arah Tian lagi. Takut guys.

Tian setengah mati menahan untuk tidak tertawa. Dia menemukan cara baru membuat Zelo diam.

♡♡♡

Saat ini mereka ada di taman asrama yang sepi pengunjung, tapi lampu-lampu disini indah dan Zelo sangat menyukainya.

"Coba liat kakinya" Tian sekarang berjongkok di depan kaki Zelo melipat celana trainingnya selutut.

"Besok udah bisa masuk kan?"

"Udah. Tapi besok di kelas aja ya. Kalo mau jajan nitip ke aku atau Syasa" Tian memperingati Zelo yang anaknya cukup aktif jika bermain bersama Syasa.

"Oke boss. Btw catetan materi tadi mana?"

"Oh iya, ada nih" Tian mengeluarkan buku dari tas laptopnya. "Sekalian bantuin aku ngerjain ini ya." lanjutnya.

"Aku ga jago di matkul ini tau. Kenapa ga minta Tasya aja? Kan dia jago di matkul ini" Zelo entah kenapa sepertinya memancing hal ini.

Tian mengangkat alisnya pertanda ia meminta Zelo menjelaskan lebih banyak tentang ucapannya barusan.

Zelo menelan salivanya. Ia sudah terlanjur membahas ini kenapa tidak sekalian saja.
"Bukannya kamu lagi deket ya sama dia?"
"Kata orang-orang, kalian cinlok gitu"

"Trus kamu percaya?" Tian justru membalikkan pertanyaannya pada Zelo

"Mmm ya makanya aku nanya"

"Ngapain nanya yang jawabannya udah jelas sih" Tian memilih tidak ingin ambil pusing gosip-gosip itu.

"Ohh jadi yang aku liat kemarin itu bener ya?" Zelo malah salah paham akan akan pernyataan Tian.

"Maksudnya?"

"Ya kalian kan ngobrol kan kmren di kantin, trus aku liat storynya Tasya nyemangatin sama nungguin kamu kan kemarin pas tanding?" Zelo ternyata tidak bisa melupakan rasa cemburunya, padahal ia dengan Tian belum memiliki status.

Tian menghela napasnya berat. Ia segera mengambil ponsel di sakunya dan segera menelfon Tasya.

Tasya dengan cepat mengangkatnya.

Segera Tian memberikan ponselnya pada Zelo. Memberi kode pada Zelo untuk menanyakan pertanyaan tadi pada Tasya. Biar sekalian Tian mengkonfirmasi.

"Haloo"
"Tumben nelfon? Kenapa?"-Tasya di sebrang telefon

Zelo kelagapan dan segera mengembalikan ponsel Tian.

"Haloo Ta, sorry tadi ada yang mau ngomong ke lu tapi katanya gajadi"

"Siapa yan?"- Tasya

"Ada orang yang suka mengambil kesimpulan sendiri. Ga percaya sama gue, malah pikirannya kemana-kemana" Tian berkata sambil menatap Zelo yang kelihatan malu.

"Hah?" Maksudnya?"- Tasya

"Ga kok Ta. Sorry gua matiin ya"

Pip.

"Kenapa ga nanya ke Tasya?" Tian terlihat meminta Zelo membuktikannya sendiri.

"Ya kan itu bukan urusan aku. Kan itu urusan kalian."

"Gak, itu urusan kamu. Aku gamau otak kamu mikir yang macem-macem"

"Kemaren itu kebetulan ketemu di kantin. Aslinya aku nungguin kamu pulang. Abis itu aku balik gak lama-lama lagi."

"Trus masalah yang dia storyi, aku gak peduli". Tian merasa perlu menjelaskan.

"Maaf, padahal kamu gak harus jelasin" Zelo merasa bersalah.

"Gapapa. Aku harus jelasin yang mau aku jelasin. Aku cuman gini ke kamu."

Seketika semuanya hening. Tidak ada lagi yang membuka suara. Bisa jadi, setelah ini pembicaraan mereka sensitif, jika tidak dihentikan.




♡That Feels♡

_____

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang