34. Take You Home

19 9 0
                                    

Masih mode flashback

Pare-pare, 27 Desember 20xx.

Enam bulan bukanlah waktu yang sebentar untuk Ajun menanggung rindunya. Ia menyibukkan diri dengan mengejar kelulusannya dengan cepat.

Benar saja setelah menyelesaikan sidangnya, ia segera berpamitan pada orang tuanya untuk menyusul Zelo ke kampung halamannya.

Butuh 3 jam ia menetralkan perasaannya bersiap bertemu dengan Zelo. Ia sama sekali tidak mengetahui bagaimana kabar Zelo saat ini. Ia hanya berharap Zelo dalam keadaan baik.

♡♡♡

Sesampainya di rumah keluarga Zelo, ia di suguhkan informasi yang menyakitkan. Keluarga Zelo mengatakan bahwa Zelo tidak mengenali siapapun kecuali neneknya.

Setelah di rawat tiga bulan secara intensif, Zelo sama sekali tidak pernah menampakkan ekspresi atau emosi apapun selain gemetar ketakutan melihat sosok laki-laki.

Hingga beberapa bulan ini Zelo mengurung diri di kamar tanpa berbicara, tanpa menangis, tanpa tertawa atau pun tersenyum. Ia hanya mau ditemani neneknya ketika tertidur.

Kepergian kakeknya, kejadian pelecehan, dan kepergian Tian membuat emosi dan mentalnya tidak baik-baik saja.

Dokter hanya mengatakan bahwa ia membutuhkan untuk mengeluarkan emosi dan perasaannya. Akan sangat bagus jika ia menangis mengeluarkan sakit di hatinya.

Ajun takut-takut bertemu dengan Zelo. Takut jika Zelo akan bereaksi ketakutan. Jadi ia hanya akan melihatnya dari jauh.

Nenek Zelo mengantarnya pada Zelo yang sedang menyirami tanaman di taman belakang rumahnya. Ajun tersenyum nelihat punggung Zelo lagi. Rambutnya kini memanjang, beberapa bulan lalu di ingatan Ajun rambutnya masih sebahu.

Di lihatnya perempuan itu menyiram tanaman namun pandangannya kosong. Matanya sayu tapi tak kunjung mengeluarkan bulir air matanya.

Neneknya yang melihat mata Ajun berkaca-kaca memberikan tempat untuk memandangi cucunya.

Zelo yang tiba-tiba berbalik badan membuat Ajun tidak sempat menghindar. Pertemuan sepasang mata keduanya juga tidak dapat terhindarkan.

Cukup lama Zelo memandangi Ajun. Ajun yang kebingungan juga mematung. Hingga...

Braaaak!!

Benda di tangan Zelo terjatuh dari tangannya. Sedetik kemudian Zelo berlari ke arah Ajun.

Zelo memeluknya erat. Ajun masih mencerna apa yang terjadi. Hingga terdengar isakan dari Zelo dan bahunya yang sudah basah yang di sebabkan air mata Zelo.

Rasa kagetnya tidak dapat menutupi rasa bahagianya, Zelo masih mengenalinya dan tidak ketakutan melihatnya.

"Huuuuaaaaa kenapa kamu baru datang?"

Deg!

Apakah Zelo menunggu Ajun? Atau Zelo berhalusinasi bertemu Tian?

Hal tersebut yang ada di pikiran Ajun sekarang. Karena bingung ia hanya meminta maaf.

"Ma..af"

Zelo ternyata justru menangis sejadi-jadinya dan Ajun semakin mengeratkan pelukannya. Hatinya sakit mendengar isakan Zelo yang begitu menyakitkan.

Cukup lama mereka di posisi itu, mungkin sekitar dua puluh menit. Selama itu juga Zelo menangis di pelukannya. Hingga, Zelo tertidur di pelukan Ajun.

♡♡♡

Malam hari, Zelo baru terbangun dari tidurnya. Pandangannya melihat kamarnya cukup ramai. Ada neneknya, dokter, Ajun dan kakak sepupunya.

Tidak ada yang tahu Zelo tidur atau pingsan. Dokter sudah memeriksanya dan juga berharap ia segera membaik.

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang