43. Tasya's-sided Feelings

12 6 0
                                    

Gadis satu ini adalah salah satu gadis yang cukup misterius. Meskipun terlihat glamor, ia cukup baik hati.

Mungkin karena sedari lahir ia adalah bak tuan putri. Anak bungsu dari tiga saudara ini memiliki segalanya dalam sejarah hidupnya.

Memiliki kakak-kakak yang sayang padanya, maminya yang selalu memprioritaskannya dan papinya yang memberinya fasilitas mewah.

Meski begitu ia jarang bersosialisasi dan menunjukkan emosinya dengan benar. Ia juga memliki tingkat overthinking yang tinggi. Serta sering berprasangka dengan cepat.

Tidak heran jika hobbynya adalah belanja dan jalan-jalan ke luar negeri bersama kakak perempuannya. Ia juga merupakan keturunan darah biru dari mbah buyutnya.

Bukankah dia memang definisi perempuan sempurna?

Tapi bagian dirinya yang rapuh hanyalah Zelo dan Jio yang mengetahuinya.

Faktanya bahwa Tasya memeliki typus yang membuatnya tidak bisa terlalu kelelahan. Tidak heran jika Zelo sering mendapatinya mimisan di kamarnya.

Dengan senang hati Zelo akan melap darah yang mengalir di hidungnya dan menemaninya sampai pagi. Karena kamar mereka berdua cukup dekat di banding Sena yang gedungnya terpisah jauh.

Tasya juga memiliki mental yang lemah, walaupun di lihat ia seperti memiliki segalanya, tapi insecuretynya tidak mudah ia kalahkan.

Ia sering tidak percaya diri. Oleh karena itu ia tidak menunjukkan apapun padahal ia memiliki segudang bakat. Kecuali di bidang olahraga.

Zelo terbilang Multitalent, tapi urusan fashion dan make up Tasya lebih unggul dari Zelo. Zelo termasuk perempuan yang malas belajar make up karena menurutnya itu ribet.

Kalian tau kan Zelo tidak suka hal yang yang membuatnya ribet. Untungnya, wajahnya cantik alami.

Tasya dan Syasa sering gemas sendiri bercita-cita memake up Zelo.

Bagaiman pun Tasya sempat bergantung pada Zelo. Menurutnya meskipun penampilan Zelo seperti anak kecil tapi ia memiliki jiwa keibuan dan kepekaan yang kuat. Jadi Tasya tidak bisa membenci Zelo, bahkan ia berniat membencinya sekali pun.

Zelo yang membuatnya berani melampaui dirinya, Zelo memberinya ruang yang ia butuhkan dalam hal apapun. Termasuk memberinya kesempatan untuk lebih dekat dengan Tian.

Awalnya, Tasya tidak mengenal Tian. Zelo lah yang mengenalkannya pada Tian dan membawanya dalam lingkaran pertemanan yang selalu ia impikan dan syukuri.

Tasya yang semula memang tidak mudah bersosialisasi dengan orang lain pun kini memiliki teman dan merasakan bagaimana ujian pertemanan mereka dilewati.

Tentang cintanya yang bertepuk sebelah tangan, tentang bagaimana ia meminta Zelo mundur padahal ia tahu Tian dan Zelo saling menyukai.

Perasaannya bercampur aduk, ia juga begitu menyayangi Zelo, tapi keegoisannya membuatnya belum dewasa dalam mengambil keputusan.

Hingga pada akhirnya ia jatuh ketika ia dikhianati seorang ayah. Cinta pertama di hidupnya yang ternyata diam-diam memadu ibunya dengan perempuan jalang menurutnya.

Kebenciannya pada ayah dan istri ayahnya itu membuatnya tidak terkendali. Sehingga harapan satu-satunya adalah memelas Perhatian dan hati Tian.

Ia memanfaatkan kebaikan hati Tian untuk menjauhkannya dari Zelo. Membuat Tian merasa bertanggung jawab akan kondisinya.

Pernah ia mengetahui bahwa Tian akan menyatakan perasaannya pada Zelo. Tapi waktu itu ia bersumpah Tian adalah miliknya. Sehingga, ia mengancam akan bunuh diri jika Tian menemui Zelo malam itu.

Tian memang tidak mencintainya, tapi Tian adalah laki-laki yang baik hati dan bertanggung jawab sehingga ia akan mementingkan orang lain dari dirinya.

Tian memarahi Zelo yang juga bersikap sepertinya karena ia ingin Zelo lebih bahagia.

Jadi, mau tidak mau Tian menuruti keinginan Tasya yang saat itu memang tidak baik-baik saja.

Egois kah Tasya waktu itu? Ya, ia juga tahu bahwa ia egois dan memilih lebih egois.

Tapi memang ia membutuhkan Tian waktu itu daripada Zelo membutuhkan Tian. Zelo bisa membahagiakan dirinya sendiri meskipun tanpa Tian.

Zelo di kelilingi cinta dan kasih sayang. Itu pun Tasya akan menerimanya bahwa memang faktanya Zelo pantas mendapatkan itu. Ia hanya menginginkan Tian, bukan orang lain.

Sampai ia tidak menyadari bahwa seseorang begitu memuja dirinya. Matanya tertutup oleh obsesinya.

Sebenarnya, ia tidak begitu mencintai Tian. Ia hanya terobsesi menjadikan Tian pacar pertamanya karena wajahnya. Bukankah precticenya akan melunjak jika berhasil memacari Tian? Sang idola kampus?

Nyatanya ia nyaman dengan seorang Jio. Laki-laki yang tidak kalah tampan dari Tian. Bahkan keduanya sama-sama di gilai. Bedanya Tian lebih cuek dan dingin sehingga membuat orang-orang tertantang mendekatinya.

Sedangkan Jio adalah idaman para wanita yang memiliki pembawaan ramah dan manis hampir ke semua orang. Ia juga berpikir bahwa Jio menyukai Zelo karena Jio sering memberikan kasih sayang yang berlebihan sebagai teman.

Nyatanya yang mengenal baik dirinya adalah Jio dan Zelo. Bahkan, Sena yang lebih sering dengannya pun tidak banyak mengetahui tentang dirinya.

Sehingga ia nyaman curhat pada seorang Jio. Tidak mungkin ia curhat perihal Tian pada Zelo yang jelas ia tahu bahwa saingannya adalah Zelo. Mereka hanya akan berujung saling menyakiti.

Seiring berjalannya waktu, selepas kepergian Tian membuatnya jauh lebih dewasa. Ia mengakui semua keegoisannya dan begitu menyesali mengapa dulu ia berusaha menjauhkan Zelo dan Tian.

Padahal jika ia tahu bahwa Tian tidak memiliki waktu banyak, mungkin saja ia akan mengalah dan memberinya ruang bersama dengan Zelo.

Penyesalannya pada dua sahabatnya itu begitu dalam, sampai waktu itu ia putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Untung saja ia masih bisa diselamatkan.

Jadi, sekarang ia mulai membenahi dirinya lagi. Saat ini ia banyak bergantung pada Jio, karena tidak ingin menambah beban ibunya yang juga masih di rundung rasa kecewa karena papinya.

Lambat laun ia baru menyadari bahwa Jiolah yang selalu disisinya. Matanya perlahan terbuka bagaimana Jio begitu setia ketika ia membutuhkannya.

Sampai perasaannya kembali tidak karuan setelah mendengar ucapan Jio kemarin terngiang-ngiang di kepalanya.

"Kamu sih, salah orang selama ini"

Setelah terngiang-ngiang, mengapa wajah Jio selalu di pelupuk matanya? Membuat detak jantungnya berisik sepanjang hari dan menjadi keringat dingin jika bertemu Jio.

Padahal bertahun-tahun mereka berteman, perasaan aneh itu baru muncul sekarang. Atau memang ia baru menyadarinya?

Entahlah, Tasya hanya ingin tidak ingin kehilangan Jio seperti Tian.

Ah iya, ia juga begitu sangat bahagia mengetahui Ajun mendapatkan Zelo. Dari dulu ia greget melihat bagaimana Ajun mengejar Zelo. Sampai ia sering membayangkan bagaimana rasanya dinkejar seseorang seperti Ajun. Tapi Zelo tetaplah Zelo yang tidak akan memandang orang lain jika sudah jatuh cinta.

Waktu itu hatinya untuk Tian, jadi ia tidak melihat bagaimana Ajun di belakangnya mengejar-ngejarnya. Ia hanya menganggap Ajun bercanda.

♡A Thousand Feelings♡

That Feeling |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang