MABG 59

8.8K 415 12
                                    

HAPPY READING.

Sudah tiga hari Alika mengurung dirinya, tidur tak beraturan, bahkan ia pun tak mengambil makan di bawah hanya Clarissa lah yang membawakan makan untuk Alika di kamarnya.

Daffa sudah menyadari tingkah dari Alika, sebenarnya ia tak tega membiarkan anak kesayangannya seperti ini, tapi hatinya keras untuk memaafkan kesalahan arka, maybe bukan sepenuhnya kesalahan arka.

"Pah, aku ingin bicara." Ucap Clarissa tegas, semenjak kejadian alika kepergok bersama arka. Clarissa hanya memilih diam tak banyak berbicara.

"Hm," dehem Daffa.

Clarissa menatap mata elang milik Daffa, walaupun Daffa sudah berubah tetapi sifat keras kepalanya masih ada di jiwanya dan itu membuat Clarissa harus extra sabar menghadapinya.

"Kamu sayang kan sama Alika?" Tanya Clarissa.

"Hm,"

"Kenapa kamu melakukan hal seperti itu tiga hari kemarin?"

Daffa menatap mata teduh istrinya itu. "sudah cukup Alika menderita bersama orang brengsek itu." Ucap Daffa dingin.

Clarissa menghela nafas berat. "Menderita?" Kekeh Clarissa.

"Kamu tahu? Alika sangat menyayangi arka bahkan sangat mencintainya, sama seperti aku dulu kepada kamu, sewaktu kamu mempermainkan hati aku dulu, itu sangat sakit mas, bahkan yang perbuatan kamu dulu itu bisa membuat aku trauma. Mas ayolah ingat masa lalu kita! Dulu masa lalu aku dan kamu lebih menyakitkan daripada Alika!" Tegas Clarissa.

Mendengar ucapan Clarissa wajah Daffa memerah menahan amarah.

"Kenapa kamu membawa masa lalu aku?" Ucap Daffa dingin.

"Jelas aku mengungkit masa lalu kamu, karena kamu pernah merasakan sakitnya di tinggalkan istri selama lima tahun." Ucap Clarissa datar.

Entah kenapa hati Daffa tersentuh mendengar ucapan Clarissa, tetapi keras kepala nya kali ini tak bisa di ubah.

"Lalu apa beda nya dengan arka? Mas.. kamu tahu sendiri kan dan kamu jelas melihat cctv di kantor arka dulu, kamu bisa menyimpulkan sendiri bahwa arka hanya di jebak oleh wanita ular itu, lalu apa beda nya dengan kamu dulu, mas apa kamu gak mau lihat Alika bahagia? Dia sudah besar dan bisa untuk memilih jalannya sendiri, jangan sampai kamu menyesal karena kehilangan Alika lagi." Ucap Clarissa santai.

Daffa menatap Clarissa dengan tajam.
"Jangan membuat ku marah Clarissa putri jovanka!" Ucap Daffa dingin dan beranjak pergi meninggalkan Clarissa yang mengelus dadanya.

Setelah mendengar ucapan Clarissa, Daffa memutuskan untuk menemui Alika.

Tok! Tok! Tok!

Tak ada sahutan dari dalam sana, Daffa pun menghela nafas panjang, dan memberanikan diri membuka pintu kamar putri bungsunya itu

Ceklek.

Tak di kunci, sewaktu kemarin pintu kamar Alika di kunci sehingga siapapun tak ada yang masuk kecuali Clarissa dan Daffa juga tahu bahwa Clarissa lah yang membantu Alika menemui arka.

Daffa membuka pintu kamar Alika, dan terlihatlah disana Alika yang meringkuk di atas kasur sembari menatap jendela di kamarnya.

Jujur hati Daffa sakit melihat anaknya begitu frustasi menghadapi kehidupannya.

Alika tak menyadari jika Daffa ada di kamarnya. Daffa pun berjalan mendekati Alika.

"Alika..."

Alika yang di panggil pun membalikkan badannya dan menatap orang yang memanggilnya.

Alika menatap wajah Daffa dengan datar. "Besok kembalilah ke Eropa temui kakek dan nenek mu." Ucap Daffa tegas.

Marriage A Bad Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang