MABG 51

8.3K 400 16
                                    

HAPPY READING.

Arka tengah menunggu di depan brankar, ia bisa melihat Selang infus menempel di tangan mungil Alika. Betapa sakitnya hatinya melihat istri tercintanya yang masih terbaring dengan lemah.

Arka mengacak rambutnya dengan frustasi. "Andaikan aku yang tertembak, tidak mungkin, kamu terbaring seperti ini sayang." Batin arka yang setia mengelus tangan Alika.

Ceklek.

Pintu ruangan Alika terbuka, dan terlihatlah disana Daffa, ayah Alika.

Arka pun berdiri dan menyalami tangan Daffa. "Sudah makan nak?" Tanya Daffa.

"Belum pah," jawab arka.

Daffa menghela nafas kasar. "Arka, lihatlah dirimu, sudah satu Minggu semenjak Alika koma kamu tidak makan atau pun mengganti baju mu, jika Alika melihat dirimu seperti ini bagaimana perasaan dia, arka?" Ucap Daffa tegas.

Arka pun menundukkan kepalanya.

Daffa pun memegang bahu arka. "Pulanglah, kamu harus mengganti pakaian mu dan juga makan yang teratur, hari ini papah yang akan menjaga alika." Ucap Daffa.

Arka menatap Alika sebentar, dan kembali menatap Daffa. "Baiklah, arka pulang dulu pah." Ucap arka dan menyalami tangan Alika.

Daffa menganggukkan kepalanya. Setelah itu arka pun keluar dari ruangan Alika.

Kini hanya tersisa Daffa dan juga Alika, Daffa menatap anak gadisnya itu dengan tatapan yang sulit untuk  diartikan.

Flashback on...

kini Daffa sudah berada di ruangan dokter, yang mengoperasi Alika.

"Begini pak Daffa, sebenarnya tembakan yang mengenai kepala Alika sangatlah fatal, dan mungkin saja bisa  menjadikan Alika hilang ingatan." Ucap dokter tersebut dengan serius.

Degh!

Kini hati Daffa bagaikan tersayat  ribuan jarum.

"Lalu apakah dia masih bisa mengingat keluarganya dok?" Tanya Daffa.

"Saya tidak bisa menjamin itu." Jawab dokter tersebut.

Daffa pun menghela nafas kasar.

"Pak Daffa, saya sarankan untuk membawa Alika ke luar negeri karena pengobatan Disana lebih terjamin, daripada disini."  Ucap dokter tersebut.

Daffa pun menatap dokter itu. "Baiklah," jeda Daffa.

"Tetapi bolehkah saya meminta Alika untuk berpura-pura meninggal, karena saya ingin memisahkan Alika dari suaminya yang brengsek itu." Ucap Daffa dengan dingin.

Dokter tersebut menatap Daffa dengan ragu.

"setelah anda melakukan tugas anda, saya akan memberikan imbalan yang cukup banyak." Ucap Daffa tegas.

"Saya mohon..." Pinta Daffa.

"Baiklah, saya akan menerima permintaan anda, alika akan saya bius dengan obat, dan akan beresiko kejang-kejang dan juga ia tak bisa untuk bernafas, tetapi dalam 2 jam kemudian, ia akan normal kembali." Ucap dokter tersebut.

Daffa menganggukkan kepalanya.

"Saya akan menghubungi anda dalam waktu terdekat, dan bersiaplah untuk melakukan tugas anda." Ucap Daffa dan beranjak pergi dari ruangan dokter tersebut.

Flashback off...

"Maafkan papah nak, papah hanya ingin kamu bahagia," ucap Daffa sembari mengusap air matanya yang berada di pipinya.

Marriage A Bad Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang