She is "Jian" [END]

•Love it s hurt•

Jangan lupa votenya teman-teman:)

-apa mencintai harus sesakit ini?-

🌞🌞🌞

"Ini rumahmu?" Taehyung memarkir mobil tepat di sebuah rumah yang terlihat sangat nyaman.

Jian tak merespon. Tanpa menoleh lagi ia membuka pintu mobil, "Terimakasih, ini jaket mu." Ucapnya sembari meletakan jaket pada kursi mobil.

"Dengan siapa di rumah?" Tanya Taehyung lagi.

"Sendiri." Jawab Jian, masih menunduk.

"Kau sudah makan?" Taehyung terus bertanya.

Hanya anggukan kecil yang Jian berikan.

"Ada apa?" Jian balik bertanya. Aneh rasanya membiarkan pria itu bertanya tanpa di tanya kembali. Hubungan mereka benar-benar canggung.

"Tidak, hanya memastikan." Ucap Taehyung. Namun baru saja ingin menyalakan kembali mesin mobil. Suara aneh terdengar.

"Kjjshafaajkakhs" Itu bersumber dari perut Taehyung percayalah.

"Ah, masuklah. Biar ku masakan sesuatu." Ucap Jian menuntun tamunya berjalan lebih dulu.

Taehyung menepuk jidat kesal. "Heol! Bikin malu!" Makin Taehyung sambil mengelus-elus perutnya.

"Cuma ada ini." Jian meletakan pasta di atas meja makannya.

"Em, Thanks" Taehyung tak masalah. Jujur ia sangat lapar sekarang. Tanpa basa-basi meyuap pasta buatan Jian dengan lahap.

"Pelan-pelan makannya." Tegur Jian.

"Wae?" Taehyung tak suka di tegur saat makan.

"Aniyo, nanti kau..." Jian tak melanjutkan.

"Mencurigakan. Racun apa yang dimasukan dalam sini?" Tanya Taehyung tiba-tiba.

"Ya! Aku tidak sejahat itu!" Jian segera membuang wajah acuh. Tangannya menyilang di depan dada.

"Ba..baiklah. Maaf." Taehyung kembali fokus untuk makan.

Jian kembali melirik pria di hadapannya saat ini. Di saat-saat begini Taehyung tampak baik. Tidak ada yang buruk dari sikapnya. Tidak menunjukan tanda-tanda bahaya. Kalau di pikir-pikir aura pria dewasa sangat terlihat padanya.