•beginning•

239 60 103
                                    

"Kalo boleh jujur, gue risih sama dia"- Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo boleh jujur, gue risih sama dia"- Taehyung




🌞🌞🌞





Seorang wanita berumur 16 tahun kini tampak sangat gembira. Berjalan dengan semangat hingga rambut kuncir satunya bergoyang ke kanan dan ke kiri. Jian baru tiba di depan gerbang rumahnya secara otomatis menarik kedua sudut bibirnya dan tersenyum lebar bak iklan pasta gigi. Pasalnya Ia melihat mobil ayahnya sudah terparkir rapi di depan rumah.

"Aku pulang!!!!!" Teriakan Jian menggema keseluruh sudut ruangan.

"Bi araaaaa Ayah dimana?!" Jian menarik-narik baju bi ara

"Ada di ruang kerja non." Ucap bi ara.

Dengan cepat Jian berbalik dan berlari. Sesekali Jian tersandung benda yang tak ia lihat karena terlalu tergesa-gesa. Hal itu berhasil membuat Bi ara terkekeh geli melihat tingkah Jian.

Tok...Tok...Tok

"Masuk...." Suara berat terdengar dari dalam ruangan

"Ayah!!!!!" Jian menghambur pelukan pada ayahnya yang tengah fokus di depan komputer.

"Oh astaga putri ayah sudah semakin berat saja." Ucap ayah saat Jian duduk di atas pangkuannya.

"Ayah! Jian kangen...." Jian menunjukan wajah sedihnya.

"Maafkan ayah...Kedepannya ayah usahakan untuk memperhatikan mu lebih ya sayang." Ayah mengelus pelan rambut Jian.

"Ayah ga bilang ke Jian kalo ayah naik jabatan." Jian turun dari pangkuan ayahnya dan duduk di atas meja kerja.

"Ah kau sudah tau? Ayah baru akan memberi tahumu sekarang." Jawab Ayah.

"Emm...ayah aku ingin membeli sepatu baru. Persiapan untuk lomba minggu depan." Jian meminta ijin

"Up to you sayang. Beli apapun yang kau inginkan. Apa uang di atm mu sudah habis? Nanti ayah isi lagi." Jawab Ayah sembari kembali fokus pada layar komputer di hadapannya.

"Tidak! Belum habis...hanya saja, kapan ayah bisa datang menonton." Jian menundukkan kepalanya.

"Jian..." Tuan Lee melirik anaknya yang sedang menunduk lesu.

"Baiklah. Tapi ayah tidak bisa janji. Ayah akan usahakan." Ucap Tuan Lee.

Jian kembali mengangkat kepalanya. Lalu mencium pipi kanan ayahnya singkat dan keluar dari ruang kerja ayah.

"Terimakasih ayah...." Ucap Jian

"Jian...Besok bisa pulang lebih cepat?" Tanya Ayah

"Em! Tentu!" Jawab Jian bersemangat.

"Baik ayah tunggu." Tuan Lee memberikan senyuman terbaik untuk putri sematawayangnya itu.




.



She is "Jian" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang