•Meet•

253 55 125
                                    

"Rasanya hampir tiap hari gue nangis!" -Jian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasanya hampir tiap hari gue nangis!" -Jian






🌞🌞🌞






"Aku berangkat...." Jian termenung sejenak. Senyum tipis kecut terlihat di bibirnya. Lucu sekali berpamitan tanpa ada jawaban. Ia selalu lupa kalau rumah ini hanya tinggal dirinya seorang.

Jian kembali melangkah mencoba membuang jauh-jauh pikiran yang sudah membeban. Ia tak ingin membuat pagi harinya buruk hanya karena meratapi nasib.

"Makasih ya." Ucap Jian yang kini sudah masuk dalam mobil seorang pria tak lain adalah Jungkook.

Jungkook melajukan mobilnya tanpa sepatah katapun. Tak ada sambutan pagi, tak ada sapaan, tak ada senyum cerah ceria menyambutnya. Jungkook hari ini jauh berbeda. Jian kembali meluruskan pandangannya. Tak seharusnya ia memikirkan urusan orang lain. Mungkin Jungkook itu sedang ada masalah. Jian sekarnag hanya sangat berterimakasih Karena pria ini selalu ada untuknya.

"Em Jungkook gue minta maaf kalo selama ini gue kasar sama lo." Ucap Jian

"Ayo...jadi lebih dekat mulai sekarang." Ucapan Jian sontak membuat Jungkook Membulatkan mata sempurna. Bahkan untuk memarkir mobil sekarang Jungkook tak dapat fokus.

Saat mobil terhenti. Jungkook masih diam untuk beberapa saat. Dan Wanita di sampingnya saat ini sudah bersiap untuk keluar.

"Ji...maaf sebelumnya." Jungkook memejamkan matanya. Tak sanggup melanjutkan kalimat yang akan ia utarakan.

"Gue ga bisa jemput lo lagi mulai besok. Tapi pulang sekolah ini gue masih bisa antar lo." Ucap Jungkook

"it's oke." Jawab Jian dengan senyum manisnya. Masih merasa tak ada yang terjadi.

"dan...maaf kayanya kita ga bisa jadi lebih dekat dari ini. Maaf ji."

Entah, Apa yang baru saja Jungkook katakan membuat dada Jian sedikit sesak. Tak tahu mengapa ia sangat malu sekarang. Amarahnya seakan memuncak ketika Jungkook tiba-tiba berubah seperti ini.

"Lo sama aja kaya yang lain!" Ucap Jian dengan suara bergetar. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca menahan air mata yang hampir menetes. Ia menjadi sosok yang mudah menangis belakangan.

"Jii maaf...." Lirih Jungkook

Jian keluar mobil tanpa melirik sedikitpun. Membanting keras pintu mobil dan mengucap kalimat terakhirnya sebelum berlari pergi.

"Ga usah antar gue pulang sore ini. Gue bisa pulang sendiri!"

"Argh!!!! Gue ga pengen begini. Jujur gue juga tersiksa ji." Jungkook terus mengacak rambutnya. Pria itu juga merasakan perih yang teramat di dalam dada.

"Maaf Jian Maaf....."





.








She is "Jian" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang