She is "Jian" [END]

•Sick Of•

-Semesta benar-benar menguji ku.....-

🌞🌞🌞

Bulan menunjukan bentuk sempurnanya malam ini. Dari balkon kamar Jian bersandar menatap seksama langit malam bersama Jaehyun, sang kakak.

"Ayah lo keadaannya gimana?" Tanya Jaehyun membuka pembicaraan.

"Dia udah mulai kerja lagi." Jawab Jian

"Baguslah..."
"Lo udah makan?" Tanya Jae lagi

"Udah."

Suasana kembali hening. Hanya semilir angin malam yang mengelitik tubuh membuat Jaehyun terus mengusap lengan.

"Masuk yuk dingin." Ajak Jaehyun

"Seminggu lebih...." Ujar Jian kemudian.

Jaehyun membulatkan mata. Tak mengerti maksud dari apa yang Jian katakan.

"Sudah seminggu lebih dia gaada kabar." Lanjut Jian

"Jungkook?" Jaehyun mengurungkan niat untuk masuk ke dalam dan memilih tetap berdiri di sisi Jian.

"Em..." angguk Jian

"Jian lo mau sampai kapan begini? Gue tau kita semua kehilangan dia. Tapi kita ga bisa lakuin apapun sekarang selain doain yang terbaik buat keadaan dia." Ucap Jaehyun berusaha menenangkan.

"Lo bener. Tapi rasa bersalah gue ke dia bikin ini terasa semakin sulit."  Jian menunduk, terlihat tetes air mata lagi-lagi berjatuhan. Terasa perih bagi Jaehyun pribadi melihat sosok yang ia sayangi berubah semakin muram.

"Gue yakin lo bisa lupain Jungkook secepatnya. Satu pesan gue. Dari pada sibuk mikirin yang udah pergi. Mending lo hargain yang masih ada di sisi lo sekarang. Taehyung...sekali aja lirik dia lagi. Sadar ga sih dia udah berusaha temenin lo?" Tanya Jaehyun.

"Huh...iya sadar kok." Jian menghapus kembali air matanya.

"Maaf kalo gue terlalu maksa." Jaehyun merangkul pundak Jian.

"Kita masuk. Makin dingin di luar." Jaehyun menuntun Jian kembali masuk ke kamar. Tubuhnya sangat lemah tak seperti Jian yang ia kenal. Memang berat melepas sesuatu yang baru saja ingin digapai. Namun nasi sudah menjadi bubur. Jaehyun pun tak bisa melakukan apa-apa selain menerima keadaan.

.

.

.