She is "Jian" [END]

•Lelucon kehidupan•

"Kenapa ga coba berdamai aja dengan keadaan?"

🌞🌞🌞

"Masih mau disini?" Namjon duduk di samping Jian.

"Jian...Gue ga bakal tau kalo lo ga cerita." Bujuk Namjon.

"Gpp kok." Jian tersenyum dengan matanya yang sembab.

Sadar dan paham Jian tak ingin mengatakan apa yang terjadi Namjon tak memaksa. Lebih baik memberi Jian waktu saat ini.

"Udah yuk gue anter pulang." Namjon menarik tangannya.

"Em..." Jawab Jian lemah

Jian masuk ke dalam rumah yang terasa begitu hampa. Ia bingung dengan perasaannya. Tak sanggup bertemu ibu tapi sakit jika menghindar.

"gue mau apa sih sebenernya!" Jian terduduk di depan pintu kamarnya. Kembali menangis mengeluarkan sisa air mata yang tak ada habisnya ini.

.

.

.

"Woy! ngelamun aja lo!" Tegur Seulgi.

"Apaan sih!" Jungkook beranjak dari duduknya.

"Dih sombong amat!" Sindir Seulgi.

"Gi, Cewek kalo udah di kecewain masih mau nerima ga ya?" Jungkook menghentikan langkahnya.

"Menurut lo?? Gue sih ogah ya!" Ucap Seulgi malas.

"Ciah lo lagi bucinin siapa?" Tanya Seulgi kemudian.

"Kepo!" Jungkook kembali melanjutkan langkahnya. Area kelas IPS adalah tujuannya. Dengan maksud numpang lewat sembari melirik Jian. Ya setidaknya ia harus melihat wanitanya sekali dalam sehari agar semangat.

"Ehem! kelas lo dimana?" Jaehyun menarik kerah belakang baju Jungkook

"Ah orang lagi kangen juga." Keluh Jungkook.

"Jian ga masuk." Ucap Jaehyun.

"Oh" Jungkook ber oh singkat. sejenak ia tak lagi meracau. Namun setelah bebrapa saat sepertinya pria itu tak dapat menahan rasa penasarannya.

"Hubungan lo sama Jian udah sedeket itu Jae?" Tanya Jungkook.

"Ah apa-apa? Jaehyun sama Jian?" Jimin ikut masuk dalam pembicaraan saat tak sengaja mendengar.

"Deket lo berdua?" Tanya Jimin.

"Iya." Jawab Jaehyun singkat

"Sedekat apa?" Tanya Jungkook dengan nada suara mengitimidasi.