She is "Jian" [END]

•Jujur•

"Urusan perasaan ga bisa di paksa bukan?"

🌛🌛🌛

Rumah, bukan sekedar tempat untuk tinggal. Namun sebuah rumah yang memberikan kehangatan adalah hal yang sangat Jian rindukan. Wanita yang selalu tampak kuat di luar itu punya hati yang rapuh.

Hari ini tepatnya saat pulang sekolah tadi Jian sempat bertemu ayahnya. Namun belum ada 10 menit bertemu, ayah kembali pamit untuk pergi ke luar kota. Ayah memang tak memiliki sedikit waktu pun untuk Jian.

Jian menghela nafas panjang. Berbaring sembari menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya di penuhi banyak pertanyaan saat ini.

"ibu masih hidupkan?"

"Ibu kenapa ga pernah cari Jian....?"

"Jian kangen ibu....."

Buliran air mata tak terasa menetes membasahi bantalnya.

*Tring!!!

Notif chat masuk membuat Jian bangkit dengan cepat meraih ponselnya.

Taehyung
"Jian plis bantuin gue."
"Ya ya ya"
"Temuin gue gitu sama Sana sekali kalo boleh"

Jian melempar kasar ponselnya. Suasana hatinya sedang buruk saat ini di tambah lagi membaca pesan yang baru Taehyung kirim.

"Tu orang ga ngerti bahasa indo apa!?"
"Kalo gue bilang gamau yang gamau!"

Jian menenggelamkan wajahnya dalam bantal. Mengepal tangan keras. Berusaha meredam amarah.

.

.

.

Taehyung berdiri di depan gerbang sekolah. Tangan yang di masukan ke dalam saku celana. Dengan raut wajah serius, Taehyung memperhatikan semua siswa yang masuk dengan teliti.

"Nungguin siapa nih mas ganteng?" Tanya pak satpam

"Ah temen pak." Jawab Taehyung dengan senyum manisnya.

"Cowok?" Tanya pak satpam lagi

"Kok bapak kepo sih?" Ledek Taehyung

"Kalo di tungguin kan biasanya spesial." Goda pak satpam berhasil membuat nafas Taehyung tertahan.

Taehyung kembali mengedarkan pandangannya. Seorang wanita dengan rambut kuncir satu berjalan mendekat dengan langkah malas.

"Jian!" Sapa Taehyung

"Oh itu toh orang spesialnya mas?" Ledek Pak satpam lagi