•pengakuan•

254 59 80
                                    

"Gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue...Suka sama lo!"

🌛🌛🌛


Angin kencang di sore hari membuat rambut panjang Jian melambai. Dengan earphone di telinga juga air mineral di genggaman tangannya. Jian pulang kerumah dengan berlari lagi hari ini. Karena waktu pertandingan semakin dekat, Jian harus lebih sering joging dan mengasah fisiknya.

Setelah cukup lelah Jian duduk di halte bus yang sudah kosong. Jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Jian menyibak rambutnya kebelakang dan mengelap peluh dengan lengan kanannya.

"Korannya kak." Seorang anak lelaki mengampirinya. Jian melirik sekilas tulisan pada Koran.

Tuan Lee Jugjae resmi naik jabatan
(Tulisan yang tertera di koran itu)

"Hah! Ayah!" Jian merampas koran itu dan membulatkan matanya.

"Apa ini. Kenapa ayah ga pernah cerita!" Jian mengomel. Sekedar informasi, Lee Jugjae adalah ayah Jian.

"Kak bayar dulu! Main rampas aja!" Anak lelaki dengan tubuh kecil itu mengomel. Jian melirik kaki tanpa alas juga baju kusut nan kotor di kenakan anak itu. berhasil membuat Jian iba.

"Maaf ya..." Jian meringis dan mengembalikan koran di tangannya.

"Siapa namamu?" Tanya Jian

"Erik." Jawabnya singkat

"Kamu udah makan belum?" Tanya Jian lagi

Anak itu menggeleng lemas. Kemudian berjalan melalui Jian.

"Eh erik tunggu. Ayo ikut kakak." Jian menarik tangan kecil itu pergi menuju restoran besar yang tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.

"Pesan semua yang kamu mau. Kakak bayar semuanya." Ucap Jian

Mata Erik berbinar. Seperti sangat bahagia karena tahu Jian akan mentraktirnya. Saat makanan tiba Erik dengan lahap menyantap segala macam menu di hadapannya. Jian meletakan wajahnya di atas telapak tangan. Mengalihkan 100% fokusnya pada Erik yang sangat gembira saat ini. Tanpa sadar senyuman terukir di bibir Jian.

Tak sampai di situ, Jian juga mengajak Erik ke pusat perbelanjaan. Membeli beberapa baju dan Sepatu. Tangan Erik sudah penuh dengan kantong belanja sekarang.

"Erik ayo." Ajak Jian saat Erik tiba-tiba saja terhenti.

Anak itu memandang baju wanita yang terpajang di patung. Kemudian mengeluarkan uang receh dari sakunya dan mulai menghitung.

She is "Jian" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang