She is "Jian" [END]

•broken2•

-Tepatin janji lo-

🌞🌞🌞

Bau obat-obatan menyeruak menusuk hidung. Penglihatan buram akibat lampu maram. Suasana rumah sakit yang sepi hanya menyisakan suara angin yang berhembus dari luar jendela di sertai halusinasi seakan ada yang melintas secepat kilat pada titik butanya.

Jungkook akhirnya membuka penglihatan setelah seharian tak bangun. Tak menangkap satu sosok pun ada dalam ruangan saat ini. Hal terakhir yang bisa Jungkook ingat hanya sakit di dada yang membuat sesak juga kepalanya seakan di tekan kuat hingga sakit. Setelah itu Ia terbangun sudah ada di tempat sunyi dengan selang infus tertusuk pada punggung tangan.

"Aw." Pekik Jungkook sembari menekan kuat kepalanya.

"Ceklek...." pintu terbuka menampakan pria dengan pakaian rapi. Tak lain yaitu ayahnya. Tuan Jeon.

"Sudah sadar?" 

"Harus berapa lama aku disini?" Tanya Jungkook

"Ayah tak bisa mengawasimu. Tapi ibumu akan datang siang nanti. Ayah harus kembali berkerja. Kau mungkin selamanya akan disini." Ucap Tuan Jeon dingin.

"Ayah!" Jungkook meninggikan suara.

"Tak ada yang menyuruhmu menyembunyikan penyakit seperti ini. Lihat yang terjadi sekarang. Tanggung resikomu sendiri." Tambah Tuan Jeon.

Jungkook perlahan menunduk. Apa yang di katakan Ayahnya benar. Ini salahnya. Jika dari awal ia jujur mungkin penyakit mematikan ini bisa di tangani lebih cepat.

"Maaf." Lirih Jungkook.

"Tok...Tok...Tok..." ketukan pintu.

"Masuk." Ujar Tuan Jeon.

"Hallo pak." Terlihat siswa dengan seragam sekolah yang sama dengan Jungkook membuat Tuan Jeon sedikit mengerutkan kening.

"Teman sekolah Jungkook?" Tanyanya.

"Iya pak." Jawab Kai

"Baiklah silahkan masuk." Ucap Tuan Jeon sembari melangkah keluar.

"Jungkook, ayah pergi. Tunggu ibumu akan datang sebentar." Ucap Ayah yang kini sudah menghilang dari balik pintu.

"Anaknya sakit di tinggal." Sinis Kai.

"Ngapain ke sini?" Jungkook merebahkan tubuh.