Aku pernah bilang di story instagram wattpadrani kalo lagi puasa gini aku suka malas ngetik. Jadi aku mau kasih tantangan buat kalian dan tantangan buat aku sendiri pastinya.
Kalo bagian ini votenya sudah nembus 10,5k dan comment 10,1k. Aku baru update bagian 27 nya.
Jadi yang selama ini senangnya jadi silent readers, ayo tunjukin diri buat ikutan vote dan comment. Biar aku cepat update 😊
Absen dulu yuk!
Kamu baca bagian ini jam berapa?
Aku asal Aceh, kalo kalian?
Happy reading 💙
***
Sejak menjadi siswa kelas tiga, Agra menjadi anak baik. Dia tidak pernah membuat masalah di sekolah. Waktunya belajar dia belajar. Bahkan sangat fokus. Beda saat menjadi siswa kelas dua dulu yang suka permisi ke toilet tapi berakhir nongkrong di pojok kantin.
"Loh Agra, hari ini kamu ke perpustakaan lagi?"
Cowok bernama Agra itu berhenti, menatap Ibu Ema---penjaga perpustakaan yang tadi bertanya kepadanya.
"Emangnya nggak boleh, Bu?" Agra balas bertanya. Padahal dia mengerti maksud ibu penjaga perpus itu.
Sudah hampir seminggu ini dia selalu menyempatkan diri pergi ke perpustakaan. Saat kelima temannya masih nongkrong di kantin sambil menunggu jam istirahat selesai. Agra satu-satunya yang memilih pergi. Waktu istirahat yang tersisa selalu digunakannya pergi ke perpustakaan, meminjam beberapa buku untuk dipelajari di rumah. Padahal sebelumnya sangat jarang atau bahkan bisa dibilang tidak pernah. Itu sebabnya ibu penjaga perpustakaan dan beberapa anak yang melihat Agra sekarang jadi terheran-heran.
"Ya boleh. Tapi ini kamu nggak lagi sakit kan? Apa mau ibu hubungi orang tua kamu?"
Agra menggeleng, tersenyum tidak habis pikir dengan orang-orang. Memangnya tidak boleh kalau orang yang dulunya malas, tiba-tiba menjadi rajin. Orang yang suka buat masalah, tiba-tiba menjadi baik. Semua memang ada alasannya. Dan alasan Agra menjadi seperti sekarang, karena ayahnya menginginkannya menjadi siswa dengan nilai kelulusan terbaik.
"Hubungi aja Bu, paling kalo Papa saya tau sekarang saya sering bolak-balik perpus, dia bakal senang," ucap Agra. Kemudian melanjutkan langkahnya. "Atau mungkin biasa aja," gumam Agra setelahnya.
Agra ingin kembali setelah menemukan buku yang ia butuhkan. Tapi saat tidak sengaja melihat sosok Zeta yang sedang membaca buku di salah satu bangku, membuatnya tidak ingin langsung pergi.
Cowok itu menarik bangku paling ujung, yang jaraknya jauh dari tempat Zeta. Agra bukan ingin membaca bukunya, dia hanya ingin memperhatikan Zeta dari sana. Melihat setiap gerak-gerik cewek itu, tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.
Jika sekarang Zeta berada di perpustakaan, berarti cewek itu melewatkan jam istirahat, lebih memilih membaca buku daripada mengisi perutnya.
Ujung bibir Agra tertarik ketika melihat Zeta harus menyudahi aktivitas membacanya karena bel yang sudah berbunyi. Ekspresi di wajah cewek itu yang membuat Agra tersenyum. Karena Zeta tampak kesal, seperti ingin marah kepada waktu yang mengganggunya membaca buku.
Agra tidak tahu apa yang membuat Zeta betah berlama-lama membaca buku. Tapi dia tahu, apa yang membuatnya betah memandang cewek itu seperti sekarang. Zeta cantik saat sedang fokus membaca. Dan Zeta lucu saat terpaksa berhenti membaca.
Benar-benar cewek yang langka.
Agra bangkit dari tempat duduknya. Pergi lebih dulu, sebelum semesta bisa saja membuatnya berpapasan dengan Zeta. Dia sedang tidak ingin melihat wajah yang begitu asyik membaca tadi, berubah sedingin es karena melihat keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Luka
Teen Fiction"Lo suka sama gue kan?" Zeta mengangguk cepat dengan matanya yang berbinar. "Mau jadi pacar gue kan?" Zeta mengangguk lagi. Agra tersenyum, senyum yang begitu Zeta suka. "Kalo lo bisa selesaikan tugas gue dalam waktu satu jam dan gue dapat nilai...