Selamat membaca 💙
***
Zeta duduk di depan meja rias. Melihat pantulan wajahnya di depan cermin. Zeta sedang memperhatikan luka di keningnya. Sudah seminggu, luka itu sudah kering, tapi Zeta belum melepaskan perban yang menutupi lukanya. Alasannya karena malu.
Luka di atas alis kirinya menimbulkan bekas luka yang lumayan besar. Sebab itu yang membuat Zeta menjadi kurang percaya diri menunjukkan wajahnya di depan orang-orang.
Untuk seorang anak perempuan. Wajah adalah sesuatu yang harus dijaga. Makanya banyak dari mereka yang rela menyisihkan uang jajan, atau bahkan tidak jajan sama sekali hanya untuk membeli skincare mahal. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan wajah mulus, glowing yang menimbulkan rasa percaya lebih terhadap penampilan.
Zeta juga sama seperti mereka. Selama ini dia selalu berusaha merawat wajahnya dengan baik. Tapi karena luka yang tidak pernah dia harapkan ada di wajahnya. Kini membuat rasa percaya dirinya menghilang.
Belum lagi kata-kata Agra yang menyakitkan terus mengganggu pikirannya.
"Mulai sekarang lo harus sadar diri. Di dalam diri lo, nggak ada satu pun yang gue suka, apalagi yang buat gue tertarik. Sekalipun lo mencoba merubah segalanya, lo ikuti apa yang gue bilang. Lo harus tau di mana posisi lo. Pintar aja nggak bisa jadi pacar gue. Satu-satunya yang lo bisa cuma buat tugas-tugas sekolah gue."
Karena luka ini. Zeta semakin merasa tidak menarik.
Zeta menyisir rambutnya. Dia menatap wajahnya sekali lagi. Dia harus menutup luka itu.
***
Zeta melihat anak Leander berkumpul di depan kelasnya. Namun tidak ada Sakha. Hanya Agra dan keempat anak Leander lainnya. Agra duduk di kursi panjang bersama Kia. Sedang bermesraan, Agra merangkul pundak Kia. Keduanya tampak asyik mengobrol sambil sesekali Kia menyuapi snack ke mulut Agra yang sedang mengoceh. Membuat Kia tertawa, begitu pun Agra yang balas mengacak rambut Kia dengan sayang.
Sejak gosip Agra dan Kia menyebar di sekolah. Agra dan Kia tidak segan-segan menunjukkan kemesraan mereka dari anak-anak Patra.
Zeta ingin ke kelasnya. Tapi dia tidak ingin bertemu Agra dan anak Leander lainnya. Jadi cewek itu sengaja berbalik, mencari tempat lain yang tidak memungkinkannya akan bertemu Agra.
“Gra, Zeta tuh,” tunjuk Barry yang melihat Zeta pergi. Agra yang sedang menunggu Kia mengambil botol minum di kelas menoleh ke arah telunjuk Barry.
“Dia menghindar dari lo tuh,” celetuk Jagad. Ojan di sampingnya ikut-ikutan kepo.
“Biasa lagi cari perhatian gue. Biarin aja dulu,” balas Agra. Membuat Barry, Jagad dan Nevan menggeleng-geleng tidak habis pikir.
"Zeta pakek poni sekarang. Mukanya jadi imut-mut lucu gitu. Uh gemes," celetuk Ojan.
Nevan, Barry dan Jagad coba mencuri-curi pandang ke arah Zeta. Sayang cuma punggung cewek itu yang terlihat. Sedangkan Agra hanya memperlihatkan senyum tipisnya. Sambil melihat ke arah pergi Zeta.
Padahal sudah dibilang harus mulai sadar diri. Tapi cewek itu masih saja ingin mencari perhatiannya. Memang kalau sudah terjerat pesonanya, akan susah lepas.
***
"Lo yakin mau keluar dari club cheers?" Icha bertanya untuk ketiga kalinya pada Zeta. Namun cewek di depannya itu tetap memberikan jawaban yang sama.
"Gue mau balik ke ekskul musik soalnya," ucap Zeta.
Icha tampak mempertimbangkan sesuatu.
"Kok tiba-tiba banget sih, Ta?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Luka
Teen Fiction"Lo suka sama gue kan?" Zeta mengangguk cepat dengan matanya yang berbinar. "Mau jadi pacar gue kan?" Zeta mengangguk lagi. Agra tersenyum, senyum yang begitu Zeta suka. "Kalo lo bisa selesaikan tugas gue dalam waktu satu jam dan gue dapat nilai...