16. Masih Tentang Kia

222K 29K 4.7K
                                    

Selamat membaca!

***

Baru sampai di parkiran bersama Sakha. Agra sudah mendapatkan gangguan dari Kia yang sengaja menunggunya di sana. Cewek itu mengeluh karena tidak tahu kenapa Agra tiba-tiba memutuskan hubungan mereka. 

"Agra kemarin kita masih baik-baik aja loh. Tapi kenapa tiba-tiba kamu bilang putus?" Kia terus mengejar langkah Agra yang sedang berjalan di koridor kelas. 

Tidak menggubris Agra terus berjalan. Sakha di belakang hanya memperhatikan. Mengawasi kalau-kalau Agra kehilangan kesabaran karena tingkah Kia. 

"Si Kia ngejar-ngejar Agra minta balikan?" Nevan yang baru datang berhenti tepat di samping Sakha. Nevan bukan hanya sendiri, ada Barry, Ojan dan juga Jagad di belakangnya. 

Sakha mengangguk. 

"Nggak malu banget. Apa perlu kita permalukan dia di sini?" lontar Jagad tidak senang melihat kelakuan Kia yang terus menempel ke mana pun langkah Agra pergi. 

"Nggak perlu. Bentar lagi juga Agra bakal marah, Agra nggak sesabar itu kalo Kia terus gangguin dia kayak gitu," ucap Nevan. Kelimanya kompak memperhatikan Agra dan Kia dengan jarak tidak terlalu dekat. 

"Lo udah liat foto yang dikirim Ojan ke grup whatsapp?" Nevan mengajak Sakha berbicara lagi. “Om-Om nya beda dari terakhir kali kita liat,” ucap Nevan memberi tahu.

Sakha tidak terlalu tertarik mendengarnya.

“Kayaknya Om-Om yang ini lebih berduit,” ucap Jagad. Dia sedang melihat video dari ponsel Ojan.

“Kalo nggak lebih kaya. Mana mungkin dia ganti yang baru,” Barry ikut menimpali.

“Liat deh, Ka, videonya. Hot bener.” Jagad menyerahkan ponsel Ojan kepada Nevan, lalu Nevan memberikan kepada Sakha. Padahal jarak mereka tidak jauh.

“Buat apa kalian video-in?” ucap Sakha saat mengambil ponsel. Dia melihat sekilas, lalu menyerahkan lagi pada Nevan dan Nevan mengembalikan ponsel itu pada Jagad. Tidak berhenti di situ, Jagad mengoper ponsel kepada Barry. Lalu terakhir Barry memberikan ponsel kepada pemiliknya dengan selamat.

“Buat menuhin memori HP Ojan aja,” celetuk Barry. Membuat kelimanya kompak terkekeh, termasuk Ojan yang tidak sadar sedang mentertawakan dirinya sendiri. Namun ketika mendengar suara Kia, kelimanya berhenti tertawa dan kembali melihat pasangan yang baru putus itu.

"Agra sebenernya kamu kenapa? Kalo punya masalah bicarain baik-baik." Kia menahan lengan Agra. Membuat cowok itu berhenti, melihat tidak senang tangan Kia yang berada di lengannya. 

"Singkirin tangan lo," ucap Agra dengan nada dingin. 

Kia terdiam dibuatnya, perlahan cewek itu menarik tangannya. 

"Kamu kenapa sih? Tiba-tiba minta putus. Aku nggak paham sama kamu tau nggak," ucap Kia lagi. Cewek itu masih betah mengikuti langkah Agra. Membuat anak-anak di sepanjang koridor jadi memperhatikan. 

"Agra kamu jangan kayak anak kecil dong. Kalo ada masalah itu bilang. Jangan tiba-tiba bilang putus."

Agra merogoh kantong celananya, mengambil earphone bluetooth dan memasangnya ke telinga. 

"Sadar aja sama diri lo sendiri," gumam Agra. 

"Aku nggak ada salah apa pun sama kamu. Selama ini aku selalu baik. Kita pacaran dan aku selalu dengerin omongan kamu," balas Kia. Cewek itu memasang wajah sedih, menatap Agra agar mau melihatnya. Namun cowok itu  mulai sibuk dengan ponselnya. 

“Kamu jangan diem aja dong. Kita perlu bicara Agra.” Kia berkata lagi. Dia mencoba menarik perhatian Agra tapi cowok itu tetap mengabaikannya.

"Agra!"

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang