Selamat membaca 💙
***
Gosip tentang Kia yang menjadi simpanan om-om telah menyebar luas di sekolah. Kehebohan itu membuat banyak orang merasa tidak nyaman. Banyak yang menuntut cewek itu dikeluarkan dari sekolah karena dianggap telah mencorengkan nama baik sekolah. Hingga akhirnya membuat Kia berakhir di ruang BK.
Agra merasa lega dengan hal itu. Karena saat jam pelajaran pun Kia tidak berhenti mengusik ketenangannya dengan mengirimkan banyak pesan. Meminta agar ia tidak mengakhiri hubungan mereka dengan alasan cewek itu sangat mencintainya.
"Yang lain mana?" tanya Agra. Bingung ketika dia keluar dari dalam toilet mendapati Nevan yang hanya sendirian di luar. Padahal tadi mereka izin ke toilet ramai-ramai.
"Pada ke ruang BK buat nemenin Ojan," balas Nevan cukup santai, sambil sibuk melihat sosial medianya.
"Kenapa?"
"Kayaknya karena kasus Kia."
Diam sebentar Agra mendengar itu. "Kenapa cuma Ojan?" tanyanya lagi.
Nevan mengedikkan bahunya. "Gue rasa karena kata-kata Ojan tadi pagi. Semua gosip tentang Kia yang jadi simpanan Om-Om dimulai karena mulut Ojan."
Agra mengangguk setuju. Walaupun mereka mengetahui kebenaran tentang Kia, mereka sepakat tidak menyebarkan berita itu kepada anak-anak di sekolah. Semua kejadian tadi pagi spontan keluar dari mulut Ojan karena kesal melihat tingkah Kia yang tetap tidak ingin mengakui keburukannya.
Agra berbalik, hendak pergi ke sebelah kiri. Padahal kelas mereka berada di koridor sebelah kanan.
"Mau ke mana lo?" cegah Nevan.
"Ruang BK lah, susul yang lain."
Nevan menjadi serius. "Lebih baik lo jangan ke sana. Kalo sempat guru tau lo pacaran sama Kia sebelum tuh cewek ketahuan jadi simpanan Om-Om. Lo bisa aja keseret ke dalam masalah itu. Belum lagi kalo orang tua lo sampe dipanggil ke sekolah, terus Bokap lo tau kalo di luar lo pacaran sama cewek yang nggak baik. Bisa kelar hidup lo saat itu juga. Jadi mending jangan ikut campur."
Agra diam mendengarnya. Nevan benar, kalau orang tuanya sampai tahu dia berpacaran dengan cewek yang tidak baik. Pasti bukan hanya ayahnya saja yang murka, tapi ibunya bisa mendadak terserang penyakit jantung.
Nevan melangkah ke arah kelas mereka, membuat Agra mengikuti temannya itu.
"Gosip Kia cewek simpanan Om-Om udah kesebar sampe SMA Tariksa," ucap Nevan sambil berjalan. Dia menunjukkan satu postingan yang lagi ramai di sosial media pada Agra. "Anak-anak Tariksa terutama Vano sama gengnya itu pada ngeledekin lo karena pacaran sama cewek nggak bener."
Mendengar itu Agra menjadi kesal. Tapi mengingat sebelum ujian kenaikan kelas dia tidak boleh membuat masalah dulu. Untuk saat ini dia harus menahan emosinya.
"Halo?" Nevan di sampingnya tiba-tiba menerima panggilan, membuat Agra ikut mendengarkan.
"Woy kribo! Nggak usah merasa sok bener lo. Gue tau sebanyak apa lo main sama tante-tante di luar!" Nevan berbicara dengan emosi. Agra jadi tahu siapa yang menghubungi temannya itu sekarang. Dia lantas merebut ponsel di telinga Nevan.
"Mau ribut sama gue?" Agra berseru tenang namun nada suaranya sangat menantang.
"Atur tempat," balas Vano terpancing.
"Tunggu setelah kenaikan kelas tiga. Sekarang gue minta alamat rumah lo dulu."
"Buat apaan?"
"Kirim alat catok rambut berkualitas tinggi ke rumah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Luka
Teen Fiction"Lo suka sama gue kan?" Zeta mengangguk cepat dengan matanya yang berbinar. "Mau jadi pacar gue kan?" Zeta mengangguk lagi. Agra tersenyum, senyum yang begitu Zeta suka. "Kalo lo bisa selesaikan tugas gue dalam waktu satu jam dan gue dapat nilai...