Setengah jam yang lalu, aku masih menyukaimu. Sekarang, aku membencimu.--Rezeta Ivana--
***
Percakapan Kia dan dua gadis di dalam toilet menyebar sangat cepat seperti halnya sebuah virus. Kini Kia menjadi perbincangan hangat di antara anak-anak Patra. Tentu saja dengan topik 'Kia mengkhianati temannya sendiri. Kia merebut Agra dari Zeta.'
Zeta tidak ingin keadaan menjadi runyam seperti sekarang. Tapi dia juga tidak bisa menghentikan gosip yang telah menyebar itu.
Sejak hari itu hubungan Zeta dengan Kia tidak lagi baik. Tidak ada pembicaraan, keduanya sama-sama mengunci mulut masing-masing. Lagipula Zeta tidak tahu harus bersikap bagaimana. Paling tidak Zeta ingin mendengar permintaan maaf dari Kia dulu, karena diam-diam telah berhubungan dengan Agra tanpa sepengetahuannya. Zeta tahu, dia sangat sadar kalau Agra memang bukan siapa-siapanya. Tapi selama ini temannya itu tahu, kalau dia sangat menyukai Agra. Sebab itulah Zeta ingin mendengar permintaan maaf dari cewek itu.
Zeta juga tidak tahu apa bisa bersikap biasa-biasa saja setelah ini. Karena sekarang, semua anak Patra menatapnya kasihan.
***
Saat ini Zeta sedang berada di ruangan khusus anak cheers, hari ini akan ada pertandingan persahabatan antara tim basket sekolahnya dan SMA Kencana. Seperti biasa, anak cheers akan menampilkan sebuah pertunjukan sebagai pembuka pertandingan.
Anak-anak yang lain sudah keluar dari ruangan, semuanya bergerak ke lapangan basket. Hanya Zeta saja yang masih berada di dalam ruangan. Dia masih belum selesai mengikat rambutnya.
Braakk!!!
Suara pintu yang dibuka dengan keras membuat Zeta terlonjak kaget. Dia spontan menoleh ke belakang.
Matanya membulat sempurna melihat seseorang yang kini tengah berjalan ke arahnya dengan amarah.
"Agra, ada apa?" tanya Zeta. Harusnya saat ini cowok itu berada di lapangan basket, mengingat Agra merupakan kapten basket di sekolahnya. Tapi cowok itu malah datang dengan amarah kepadanya.
"Masih bisa tanya setelah lo buat gosip di sekolah yang jelek-jelekin Kia?" lontar Agra tajam.
Sepertinya Agra salah paham. Cowok itu mengira dia yang telah menyebarkan berita ke anak-anak Patra mengenai Kia yang menjalin hubungan istimewa dengan Agra.
"Gue nggak pernah nyebarin apa pun. Gosip yang tersebar di sekolah itu bukan karena gue, Agra," Zeta berkata dengan lembut.
Agra tidak senang mendengarnya. Cowok itu tersenyum sinis. Selama ini tidak pernah Zeta melihat senyum menakutkan itu di bibir Agra. Yang Zeta tahu, Agra hanya memiliki senyum yang manis. Sikap Agra tadi malam saja begitu berbeda bagi Zeta, apalagi yang sekarang. Agra yang berada di depannya sekarang sangat menakutkan.
"Mungkin aja memang bukan dari lo. Tapi gosip itu muncul karena keberadaan lo. Karena lo yang bertingkah nggak tau malu, seolah-olah gue jadi milik lo!"
"Apa?" gumam Zeta, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Gue nggak salah apa-apa di sini, Gra. Soal gosip itu, bukan dari gue anak-anak tau. Mereka tau dari mulut Kia langsung." Zeta membela dirinya.
Agra terlihat semakin marah. Matanya yang paling ditakuti anak Patra menatap Zeta tajam.
"Lo bego ya! Semua itu nggak mungkin terjadi kalo bukan karena lo suka sama gue! Kenapa anak-anak sekarang salahin Kia karena dia jadi pacar gue? Itu karena lo penyebabnya! Anak-anak berpikir Kia ngerebut gue dari lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Luka
Teen Fiction"Lo suka sama gue kan?" Zeta mengangguk cepat dengan matanya yang berbinar. "Mau jadi pacar gue kan?" Zeta mengangguk lagi. Agra tersenyum, senyum yang begitu Zeta suka. "Kalo lo bisa selesaikan tugas gue dalam waktu satu jam dan gue dapat nilai...