Sebelum baca. Tolong baca note ini dulu!
Untuk sekian kalinya aku kasih tau, nama si tokoh utama cowok di cerita ini itu AGRA bukan Arga. Aku tuh tipe author yang suka baca comment walaupun aku gk bales, pasti aku baca. Jadi aku tau kalian masih banyak salah nyebut nama Agra.
Kalo dibagian-bagian awal, kalo kalian salah, itu masih dimaklumi. Tapi kalo udah sampe bagian 20 kalian masih salah, itu namanya bukan nggak bisa nyebutnya. Tapi KEBIASAAN yang nggak mau diubah.
Aku gini bukan alah author ribet banget sama nama aja. Yg pentingkan ceritanya kami baca dan selalu kami vote. Dalam sebuah cerita nama itu penting. Identitas awal karakter.
Coba kalian pikir, kalo sampe ending nanti kalian masih nyebut Arga sebagai Agra. Saat ada yang nyebutin judul cerita ini. Otomatis kalian bakal bilang 'Oh yg si pemeran cowoknya namanya Arga itu kan." Gimana perasaan akunya? Aku membuat nama yang mungkin sulit bagi kalian ucapin. Tapi sesulit apa pun, kalo coba dibiasakan dari sekarang, lama-lama bakal kebiasaan. Dan jadi mudah buat nyebutin AGRA daripada Arga. Kayak aku sekarang.
Gini aja deh. Nggak usah comment kalo bakal salah. Jadi otomatis aku nggak tau. Dan lagi jangan ada yang bilang 'aku bisanya nyebut nama Arga, jadi namanya bakal aku ubah jadi Arga.' Ini jelas comment yang bikin aku sakit hati ya. Jadi mending kalo masih ada yang begini. Sekalian aja nggak usah dibaca. Aku persilakan kalian membaca cerita lain.
***
Selamat membaca 💙
Maaf bagian ini diiringi dengan kata yang panjang. Soalnya aku mulai kesal liat bbrp readers yg salah mulu. Tapi ditegur malah ngeyel.
Aku mau kasih kesepakatan buat kalian. Kalo bagian awal cerita ini, part yg judulnya 'awal' bisa nembus 10k vote dalam dua hari dan bagian ini nembus 6.5k. Aku bakal double update 😊
Aku tau sebagian dari kalian malas vote. Jadi mulai skrg, coba cus vote bagian awal cerita ini. Dan jangan lupa vote juga bagian ini.
Tinggalkan jejak dulu. Kamu baca bagian ini jam berapa?
***
"Belajar lo?"
Agra mengalihkan matanya dari buku, melihat sebentar Sakha yang berjalan masuk ke kamarnya. Lalu lanjut menulis. Cowok itu sedang membuat catatan penting dari materi yang sudah ia pelajari.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Agra.
"Berkunjung."
Agra tersenyum. Melihat sebentar sepupunya itu. "Gaya lo."
Tertawa Sakha merespons ucapan Agra. Dia duduk di pinggir tempat tidur. Memperhatikan yang sedang Agra lakukan.
"Akhir-akhir ini gini terus lo?" ucap Sakha.
Agra mengerti maksud pertanyaan Sakha. Sejujurnya dia pun sudah muak dengan kegiatannya dua minggu ini. Setelah pulang sekolah, sampai menjelang dini hari dia selalu berada di dalam kamar, terus berkutat dengan buku-buku, belajar dan hanya belajar. Dia ingin cepat-cepat menyudahi. Tapi dia belum boleh berhenti, karena ujian belum selesai.
"Mau gimana lagi. Gue lagi berusaha biar nggak dipukul," ucap Agra santai berbanding terbalik dengan apa yang ia katakan.
Sakha tidak menjawab, mengerti apa yang dirasakan sepupunya sekarang. Namun Agra juga patut dibanggakan. Hasil ujian untuk dua pelajaran sudah keluar, dan Agra berhasil mempertahankan nilainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Luka
Teen Fiction"Lo suka sama gue kan?" Zeta mengangguk cepat dengan matanya yang berbinar. "Mau jadi pacar gue kan?" Zeta mengangguk lagi. Agra tersenyum, senyum yang begitu Zeta suka. "Kalo lo bisa selesaikan tugas gue dalam waktu satu jam dan gue dapat nilai...