11. Mulai

245K 31.1K 5.3K
                                    

Selamat membaca 💙

***

Agra, Mama sama Tante El pergi arisan,  pulangnya agak malam karena mau belanja bulanan sekalian. Kamu jangan pulang lama-lama, jangan nginep di rumah Sakha. Temenin Zeta di rumahnya, soalnya Zeta cuma sendirian di rumah, Bi Is pulang kampung kemarin, Mbak Laras nggak bisa kerja sampe malam soalnya anaknya lagi sakit.

Agra menghela napas membaca pesan dari ibunya yang cukup panjang. Padahal intinya hanya satu. Dia harus menemani Zeta. Kenapa harus banyak alasan segala.

 Agra memang sering mendapat tugas seperti ini kalau ibunya dan ibu Zeta pergi hangout dengan ibu-ibu sosialita yang lain. Dan Agra juga tidak pernah menolak, karena dia juga tidak benar-benar melakukan apa yang disuruh ibunya itu. Dia tetap keluar malam, membiarkan Zeta sendirian di rumah, lalu saat ibunya bertanya nanti, cewek itu akan melindunginya dengan mengatakan saat itu dia sedang cari makan di luar.

Kalau dipikir-pikir, Zeta sangat sering melindunginya. Cewek itu tahu banyak tentang perbuatannya, tapi tetap saja cewek itu menutupinya. Dan kalau dipikir-pikir, tentang apa yang dia lakukan kepada Zeta di ruang musik, memang tidak mungkin cewek itu akan mengadu. Karena Zeta bukan tipekal orang yang seperti itu. Sia-sia saja semalaman dia mencari cara agar Zeta tutup mulut.

Agra membuka obrolan terakhirnya dengan Zeta di WhatsApp. Sebenarnya tidak bisa dikatakan obrolan, karena hanya cewek itu saja yang terus-terusan mengirimkannya pesan dan dia tidak pernah membalas. Kecuali ketika meminta bantuan untuk membuat tugas sekolah.

Agra membaca pesan terakhir Zeta.

Zeta : Agra tugasnya udah selesai

Zeta : Gue tunggu di depan ya

Zeta : Udah lewat jam sembilan. Lo lagi di jalan ya? Hati-hati ya.

Agra terdiam berapa saat setelah membaca pesan terakhir Zeta. Melihat tanggal pesan dikirim, Agra sadar sudah hampir dua minggu cewek itu tidak pernah mengirim pesan kepadanya lagi. Padahal biasanya hampir setiap waktu Zeta mencari perhatiannya dengan mengirimkan pesan-pesan yang tidak penting.

Agra nanti pulang sekolah boleh minta dianterin pulang?

Agra tadi gue liat lo di mini market, tapi lo nggak liat gue.

Agra pedagang sate kesukaan lo lewat, mau gue beliin?

Setiap hari pasti dia tidak berhenti mendapatkan pesan-pesan seperti itu dari Zeta, yang membuatnya sampai membisukan notip pesan cewek itu, karena terlalu berising.

Agra tersenyum. Kali ini upaya Zeta untuk mendapatkan perhatiannya, sungguh sangat luar biasa. Cewek itu bahkan rela tidak mengirimkannya pesan selama dua minggu.

Agra mengetik sesuatu dan mengirimkannya kepada Zeta.

Agra : gue balik sekitar jam enam. Lo mau nitip apa buat makan malam?

Agra meletakkan kembali ponselnya ke atas meja. Lalu lanjut bermain game dari komputer di depannya. Saat ini Agra memang sedang berada di rumah Sakha, tadinya dia berniat untuk menginap. Tapi sepertinya tidak akan jadi.

“Pulang lo?” tanya Sakha. Cowok itu baru kembali dari dapur, mengambil cemilan dan minuman dingin, karena Agra yang meminta. Tapi saat dia kembali, sepupunya itu malah sudah menggunakan jaket, bersiap untuk pulang.

“Hm, gue disuruh Nyokap nemenin Zeta di rumahnya, karena Nyokapnya dia sama Nyokap gue pergi belanja,” ucap Agra. Sengaja menjelaskan dengan panjang agar Sakha tidak berpikir yang aneh-aneh.

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang