Awal

709K 37.9K 19K
                                    


Jika seseorang bertanya, kenapa aku sangat menyukaimu? Maka akan ku jawab. Karena kamu punya senyum yang manis.

--Rezeta Ivana---

Lima tahun sudah Zeta menyukai Agra, tapi baru terhitung tiga tahun ini Zeta memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. Tidak ada penolakan dari Agra saat dia mengaku suka, cowok itu seakan ingin menerimanya, namun banyak memberikan syarat-syarat sebelum mereka resmi pacaran.

"Lo suka sama gue kan?"

Zeta mengangguk cepat dengan matanya yang berbinar.

"Mau jadi pacar gue kan?"

Zeta mengangguk lagi.

Agra tersenyum, senyum yang begitu Zeta suka.

"Kalo lo bisa selesaikan tugas gue dalam waktu satu jam dan gue dapat nilai sempurna. Kita pacaran." Dua tahun yang lalu, tepat di kelas satu SMA, Zeta mendengar syarat pertama itu keluar dari mulut Agra. Tapi tidak perlu pikir panjang Zeta langsung mengiakan, karena untuk Zeta itu hal mudah yang dapat dia lakukan. Zeta itu pintar, juara umum untuk anak jurusan IPA. Jadi hanya untuk mengerjakan tugas Agra, dia pasti bisa.

Tidak makan dan menyampingkan segala urusannya, Zeta mengerjakan tugas Agra dengan semangat empat lima sambil membayangkan setelah ini dia akan menjadi pacar Agra.

Tepat satu jam Zeta berhasil mengerjakan dua puluh soal matematika yang mungkin untuk anak-anak biasa akan menjadi tidak mungkin. Tapi sekali lagi ini Zeta, murid yang amat pintar.

Sudut bibirnya tersenyum saat memberikan buku kepada Agra. Dia menunggu dengan senang ketika Agra memeriksa hasil pengerjaannya.

"Ya udah makasih ya," ucap Agra. Cowok itu hendak pergi, membuat Zeta mendadak bingung. Berarti sekarang mereka pacaran kan?

"Agra, sekarang kita pacaran kan?" tanya Zeta.

Agra berhenti, melihat Zeta dari ujung kepala hingga kaki. Kemudian tersenyum.

"Gimana ya, gue suka cewek berambut lurus tapi panjang. Rambut lo cuma sebahu, terus agak bergelombang. Jadi gue kurang suka," ucap Agra.

Spontan Zeta memegang ujung rambutnya. Memang dia memiliki rambut sebahu, dua hari yang lalu baru ia potong. Kalau tahu Agra menyukai cewek dengan rambut lurus panjang, pasti tidak akan dia potong kemarin. Sekarang dia harus menunggu rambutnya panjang kembali. Baru Agra akan menyukainya.

"Kalo rambut gue udah panjang, lo mau jadi pacar gue?" tanya Zeta.

Agra tersenyum, senyum yang selalu membuat Zeta terhipnotis.

"Hm," gumam Agra.

Zeta tersenyum senang, kepalanya mengangguk-angguk. Dia akan membeli semua obat yang bisa mempercepat panjang rambutnya. Agar dia bisa secepatnya menjadi pacar Agra.

Lalu dua bulan berikutnya, Zeta berhasil memanjangkan rambutnya, tidak sebahu lagi, kini sudah panjang sepunggung. Karena Agra suka cewek dengan rambut lurus, Zeta tidak lupa mencatok rambutnya setiap hari. Pikiran Zeta saat itu hanya satu. Dia ingin menjadi cewek sempurna di mata Agra.

Cewek pintar itu tersenyum saat Agra datang ke kelasnya.

"Kerjain tugas gue," ucap Agra sambil menyodorkan buku ke depan Zeta. Setelah hari di mana Zeta membantu Agra mengerjakan soal matematika, Agra jadi sering menyuruh Zeta mengerjakan tugas cowok itu. Tapi Zeta tidak keberatan sama sekali, dia senang mengerjakan tugas Agra, meringankan tugas cowok itu. Karena dengan begitu dia jadi sering melihat senyum manis Agra.

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang