Selamat membaca 💙
***
Duduk di depan kelas bersama anak-anak Leander sebelum bel berbunyi menjadi salah satu kebiasaan Agra. Mereka akan membuat keributan dengan membuat konser dadakan, Barry bertugas memainkan gitar, Nevan dan Ojan bertugas menjadi vokalis sambil memegang gagang sapu. Jagad akhir-akhir ini lagi hobi buat vlog bermodalkan ponselnya, jadi cowok satu itu sudah sibuk berbicara tidak jelas. Sakha anak baik yang malas membuat keributan duduk di paling pinggir, memilih fokus bermain game. Sedangkan Agra yang biasanya juga heboh bernyanyi dan paling semangat mentertawakan aksi konyol teman-temannya, saat ini hanya diam.
"Halo guys, balik lagi di channel gue Jagad raya, jadi hari ini sebelum masuk kelas kami anak-anak Leander lagi bikin konser kecil-kecilan." Jagad mengoceh sambil mengarahkan kamera ke satu per satu anak Leander.
"Halo gue Ojan, gue lahir dari perut Ibu Suri, dan gue rajin menabung," ucap Ojan saat Jagad menyorotinya.
Jagad mengalihkan kamera ponselnya ke arah Nevan.
"Lo punya berapa subscriber?" tanya Nevan.
"Adalah seratus orang."
Nevan mengangguk-angguk, menatap tidak tertarik. "Mending lo tutup aja akun nggak berfaedah lo itu!" ucapnya sarkas.
"Anjir banget!" balas Jagad tidak terima. Tapi dia tetap tersenyum demi terlihat ganteng di depan kamera.
"Begadang jangan begadang kalau tiada artinya begadang boleh saja kalau ada perlunya."
"Asek lanjut Mang!" ucap Jagad semangat.
"Maaf, bukannya pelit atau nggak mau ngemodal dikit, yang ingin aku beri padamu doa setulus hati." Lagu berubah ketika melihat Icha datang.
Si cantik Icha melihat galak cowok-cowok yang hobi membuat rusuh kelasnya itu.
"Ulang tahun gue masih dua hari lagi bego!"
Bukannya berhenti, mereka kompak bernyanyi lagi.
"Semoga Tuhan melindungi kamu, serta tercapai semua angan dan cita-citamu, mudah-mudahan diberi umur panjang, sehat selama-lamanya!"
Icha melihat frustrasi cowok-cowok banyak tingkah itu. Kemudian menoleh melihat satu-satunya cowok baik yang tersesat di sana.
"Bilangin sama temen lo, punya otak jangan ditinggal di rumah!" ucapnya sewot.
Sakha mengalihkan matanya dari ponsel, melihat Icha sebentar lalu mengabaikan lagi.
"Aciiee liat-liatan, ada geter-geter cinta lagi nggak nih?" celetuk Barry meledek.
Perlu diketahui Icha itu mantan pacar Sakha, selama pacaran hobi pasangan itu putus nyambung putus nyambung terus. Dua bulan yang lalu benar-benar putus dan belum ada kabar akan balikan lagi. Dua minggu yang lalu Icha sempat jadian sama adik kelas, tapi tiga hari yang lalu kabarnya sudah putus.
"Apaan sih!" kesal Icha. Menghentakkan kakinya, dan langsung masuk ke dalam kelas.
"Mantan! Kapan balikan nih?" ledek mereka kompak.
Tapi Agra tetap diam, tidak ada yang membuatnya tertarik selain cewek dengan bandana hitam yang sekarang sedang berjalan sambil membaca selembaran kertas. Agra memperhatikan Zeta yang datang menggunakan sendal, kaki sebelah kanan cewek itu dibalut dengan perban.
"Selamat pagi Zeta!" ucap cowok-cowok itu, kecuali Sakha yang hanya melirik sekilas dan Agra yang sesekali menatap sambil melihat ke arah lain.
"Pagi," balas Zeta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Luka
Teen Fiction"Lo suka sama gue kan?" Zeta mengangguk cepat dengan matanya yang berbinar. "Mau jadi pacar gue kan?" Zeta mengangguk lagi. Agra tersenyum, senyum yang begitu Zeta suka. "Kalo lo bisa selesaikan tugas gue dalam waktu satu jam dan gue dapat nilai...