chapter 2

925 113 0
                                    


   Chanyeol berjalan dengan santai menuju kamar tempat istrinya dirawat.
Seolah tidak terjadi apa apa.
Padahal dia baru saja membuang anaknya sendiri atau bahkan hendak membunuh anaknya sendiri karena hanya dia takut malu jika orang tau anaknya CACAT.

   Chanyeol memasuki kamar istrinya dan melihat istrinya masih tertidur.
Perhatian chanyeol beralih ke sebuah box bayi disebelah ranjang istrinya.
Chanyeol mendekati box tersebut dan dapat melihat ada bayi lain disana dan yang pasti bukan anaknya.
Itu adalah bayi yang sempurna tanpa cacat apapun ataupun mempunyai penyakit, benar benar idaman seorang park chanyeol.

  Tangan chanyeol menyentuh pipi tembem bayi tersebut.

"Aku akan melakukan apapun untuk menjaga kehormatan dan nama baik keluarga ku, tidak peduli aku harus menyingkirkan darah dagingku sendiri dari pada aku harus menahan malu karena mempunyai anak yang CACAT" Ucap chanyeol dalam hati.

   Ketika chanyeol sedang memandangi bayi itu, istrinya wendy ternyata sadar dan langsung tersenyum kearah suaminya, tanpa dia ketahui bahwa suaminya baru saja melakukan sebuah dosa besar dengan menyingkirkan bayi kandungnya sendiri.

"Gimana keadaan mu sayang, ada yang sakit? " Tanya chanyeol.

"Tidak, tapi aku ingin melihat bayi kita, aku belum melihatnya" Ucap wendy dengan senyum tulus dibibirnya.

  Chanyeol membawa bayi didalam box tersebut dan mendekatkan nya pada wendy.

  Wendy menerima bayi tersebut tapi baru saja wendy berhasil menggendong bayi tersebut, bayi itu sudah menangis kencang, wendy bingung kenapa bayinya tiba-tiba menangis padahal biasanya bayi akan tenang jika bersama ibunya.

"Chanyeol dia terus menangis" Wendy.

"Mungkin jagoan kecil kita lapar sayang" Chanyeol.

  Wendy akhirnya menyusui bayi tersebut hingga bayi itu mulai tenang.

"Chanyeol benarkah dia putra kecil kita? " Wendy.

  Chanyeol bingung dengan pertanyaan istrinya tapi dia berusaha tenang supaya istrinya tidak curiga.

"Iya, dia putra kecil kita, jagoan kecil kita yang baru, lihat dia tampan kan dan sempurna" Chanyeol.

"Iya dia tampan" Wendy.

  Sejujurnya entah kenapa hati wendy dan perasaannya jauh sekali dengan bayi ini sangat berbeda saat dia melahirkan Winwin dulu.
Tapi wendy berusaha membuang semua pemikiran negativ tersebut.

  Tapi biar bagaimanapun perasaan seorang ibu terhadap anaknya tidak akan bisa dibohongi.
Itu sudah alami.

"Siapa namanya chanyeol? " Wendy.

"Bagaimana dengan jaemin, park jaemin" Chanyeol.

"Terserah" Wendy memandang anaknya walau ada keraguan dihatinya "selamat datang park jaemin"

"Park jaemin putra ayah yang sempurna" Chanyeol.

"Jadilah anak yang baik, yang berbakti dan dapat membanggakan orang tua sayang"ucap wendy sambil mencium putranya.

" Besok Winwin akan kesini, tadi dia ikut karena sudah malam aku menyuruhnya untuk pulang bersama supir "chanyeol.

  Wendy hanya mengangguk dengan apa saja yang dikatakan chanyeol.

    Sedangkan ditempat lain orang yang tadi disuruh chanyeol untuk membunuh anak kandungnya sendiri kang Daniel sedang bingung.
Sedangkan bayi yang berada di sebelahnya terus menangis, mungkin haus atau lapar.

"BERISIK!!! Dasar bocah tidak bisakah berhenti menangis, kupingku hampir pecah mendengarkan tangisanmu, aahhkk!! "

"Dasar gila park chanyeol, bisa bisanya dia menyuruhku membunuh bayi, sudah cukup selama ini aku punya banyak dosa karena sering membunuh orang, dan sekarang aku tidak bisa menambah dosa lebih parah lagi dengan membunuh bayi ini, apa yang harus aku lakukan. "

  Kang Daniel benar benar frustasi, jika dia biasanya disuruh untuk membunuh orang itu sudah biasa, tapi ini dia di suruh membunuh bayi yang bahkan tidak tau apa apa.
Hei dia masih punya hati nurani jika melihat bayi, karena dia juga punya keluarga.

"Kalau saja bukan karena utang, aku tidak mau menerima tugas ini bocah" Daniel.

"Harus aku apakan bayi ini? " Daniel.

"Park chanyeol itu tidak akan pernah tau kan kalau bayinya sudah mati beneran" Daniel.

   Kang Daniel keluarga dari mobil, ini sudah malam dan daerah itu cukup sepi jarang sekali ada orang yang lewat disitu.

  Kang Daniel berjalan hingga dia berhenti tepat di sebuah tempat sampah, disana dia melihat ada kardus bekas yang kosong.
Dari pada membunuh bayi ini mending bayi ini dia tinggal aja disini, terserah mau ada yang nemuin atau gak itu bukan urusan dia yang penting dia tidak sampai hati membunuh bayi baru lahir ini.

"Hei bocah, terserah ya mau nasiblo kayak apa, masih untung gak guwe turutin tu kemauan iblis itu, semoga kau beruntung."

  Kang Daniel pergi meninggalkan bayi itu yang terus menangis.
Bayi itu kedinginan tanpa ada selimut hanya berlaskan kardus dan kain dari rumah sakit. Apalagi bayi itu belum mendapatkan Asi sama sekali.

"Guwe harus pergi dari kota ini sejauh mungkin, sebelum semuanya terlambat"

  Kang Daniel bergegas memasuki mobilnya dan pergi dari tempat itu.


  Bayi kecil itu terus menangis ditengah sepinya malam, berharap ada orang yang menolongnya.
Tapi mungkin tuhan masih bersikap adil padanya.

   Seorang remaja ah bukan remaja tapi laki laki berusia 25 tahun baru saja pulang bekerja. Mengambil kerja part time hanya untuk makan sehari hari.
Dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena dari kecil dia sudah tidak mempunyai orang tua, orang tuanya meninggal dan dia besar dipanti asuhan.
Tapi kini dia telah keluar dan memilih tinggal sendiri disebuah apartemen sederhana dan pasti tidak terlalu mahal uang sewa perbulannya.

   Saat hendak pulang dia mendengar suara bayi menangis, awalnya dia ragu dan mengira bahwa itu hantu.

  Tapi ketika dia mendekati tempat tersebut dia terkejut menemukan bayi berada di dalam sebuah kardus.
Dia langsung menggendong bayi tersebut tanpa berpikir sama sekali.

"Kasihan sekali kamu, siapa orang yang tega membuang bayinya sendiri" Monolognya.

Dia terus berusaha membuat bayi itu tenang tapi tetap saja bayi itu terus menangis.

"Cup cup cup jangan nangis, haus ya?lapar?kita pulang kerumah baekhyun hyung ya, husst tenang" Baekhyun.

  Baekhyun membawa bayi itu menuju apartemen nya, karena hawatir bayi ini kedinginan juga.

  Dulu dia juga kehilangan orang tuanya saat masih berusia tujuh tahun dan dia tau perasaan bayi ini.

 

senja ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang