chapter 17

701 83 1
                                    

   Pagi hari disaat semua orang masih malas untuk melakukan sesuatu, tapi tidak bagi sebuah mansion mewah kediaman kris Wu.

  Sejak pagi pagi sekali para pelayan sudah sibuk di dalam mension mewah tersebut, entah itu memasak, membersihkan rumah dan lain lain.

   Bahkan kris sendiri sudah rapi dengan setelan jas nya.
Dia keluar kamar menuju meja makan, disana sudah tersaji beberapa makanan yang mewah tentunya karena kris sendiri menyewa chef untuk kerja dengan nya.

Saat sedang memakan makanannya kris melihat pelayanan yang biasanya membantu renjun.

"Apakah demamnya sudah turun? " Kris

"Sudah tuan, tadi pagi saya cek ketika saya dan beberapa pelayan hendak mengelap tubun ren"

"Tuan muda renjun" Kris langsung memotong perkataan salah satu pelayannya.

  Pelayan tadi hanya diam begitupun pelayan yang lain.

"Dia akan menjadi tuan muda kalian sebentar lagi, jadi kalian harus menghormati dia, jika aku tau ada yang tidak memperlakukan renjun dengan baik, maka nyawa kalian taruhannya" Ucap kris.

"Baik tuan" Pelayan.

   Setelah makan kris pergi menuju lantai atas tempat renjun beristirahat.

   Saat memasuki kamar tersebut, kris dapat melihat, remaja yang tidak bersalah tapi justru mendapatkan nasib yang buruk.

   Kris memandang wajah renjun, mata yang terpejam sangat indah walaupun wajahnya masih pucat, nafas yang teratur, kris jadi merasa bersalah saat dia menyiksa anak ini.

   Kris duduk di sisi ranjang tangannya terulur untuk mengusap surai renjun, sedikit hangat tapi untung tidak sepanas tadi malam, sungguh tadi malam tiba-tiba suhu tubuh renjun meningkat sangat panas, bahkan tubuh renjun sampai mengalami kejang, hingga ia terpaksa menelfon dokter lay.

  Tadi malam kris benar-benar takut, melihat tubuh renjun kejang dengan suhu tubuhnya yang sangat panas.

   Kris masih mengusap surai renjun, hingga renjun sedikit terusik dengan tanda sedikit kerutan di dahinya dan sebuah lenguhan.

"Huussttt, tidur lagi ya, huuussttt"

   Kris berusaha membuat renjun kembali tertidur karena renjun masih butuh istirahat karena kejadian tadi malam.

   Kris melihat renjun tertidur lagi merasa lega, tangannya masih setia disurai renjun.

   Setelah cukup melihat renjun yang sebentar lagi mungkin marganya berubah mengikuti marganya, kris pergi dari kamar tersebut.

   Hari ini kris akan bertemu dengan lay, karena lay akan membawanya menemui dokter psikolog untuk renjun.

   Selama perjalan kris hanya sibuk dengan leptop nya, dia sedikit menyeringai. Melihat sesuatu di laptop nya.

    "Permainan akan segera dimulai"


   Setelah sampai dirumah sakit kris langsung menuju ruangan lay karena mereka berdua sudah berjanji bertemu disana.

   Tanpa mengetuk pintu kris langsung membuka pintu ruangan lay.

"Kau kebiasaan ge" Ucap lay.

"Jadi gimana? " Kris

"Aku sudah bilang padanya dan mungkin dia akan datang sebentar lagi, tapi ngomong ngomong gimana keadaan renjun, apakah demamnya sudah turun? " Lay

"Sudah tadi pagi suhu badannya mulai normal"

"Apakah kau tetap akan balas dendam ge? " Lay

"Menurutmu setelah istri dan anakku menjadi korban sibrengsek keparat itu, aku akan diam saja, meski anaknya ada padaku, bukankah dia tidak menginginkannya.
Kau tau seperti apa diriku lay, jika ada yang mengusik keluargaku, aku tidak akan membiarkan nya hidup dengan damai, nyawa harus dibayar nyawa bukan ? "Kris

Lalu renjun? "Lay

" Dia akan aku lindungi, sudah aku bilang aku ingin menjadikannya anakku "kris.

" Tapi sayang caramu yang salah ge"

  Saat mereka asik bicara tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

  Disana dokter yang dimaksud lay datang, lalu menghampiri mereka berdua.

"Selamat pagi saya dokter Luhan" Ucap dokter Luhan sambil mengulurkan tangannya

"Selamat pagi saya dokter Luhan" Ucap dokter Luhan sambil mengulurkan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Kris menerima uluran tangan tersebut.

"Kris Wu"

"Aku sudah menceritakan semuanya pada dokter luhan jadi kita tinggal buat jadwal untuk bertemu renjun saja ge" Lay

"Jadi kapan saya bisa bertemu dengan putra anda tuan kris? " Luhan.

"Besok kalau bisa karena makin cepat makin baik bukan? "

senja ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang