“Pada akhirnya, orang yang gue jaga semestinya selalu pergi dan gak bisa dicegah.”
Tubuh Mina masuk ke dalam unit gawat darurat. Berharap dokter Jung bisa menyelamatkan nyawa gadis itu. Sedangkan, lelaki bajingan yang membawa Mina kemari, duduk termangu di depan pintu UGD yang tertutup.
Di belakangnya, ada Renjun dan Sana yang masih menunggu keputusan dokter. Sana bersender pada bahu Renjun.
"Gue takut, Ren," kata Sana.
Renjun menggeleng pelan, memeluk leher gadis itu dan mengecup pucuk rambut Sana lembut. "Gue tahu perasaan Lo, tapi gue bakal selalu ada disisi, Lo, San," balasnya.
Suara hentakan kaki terdengar begitu bising di lorong. Ketiganya kecuali Hyunjin menatap siapa yang datang dengan tergesa-gesa.
Bunda Ye Jin melewatkan Renjun dan Sana begitu saja. Ia langsung memeluk tubuh Hyunjin kuat-kuat. Seolah-olah itu adalah anak satu-satunya. Dibelakang, ada Hyun Bin, Dongpyo, dan Sunoo menyusul.
"Bunda, Hyunjin pengecut," ujarnya disela pelukan bunda.
"Sayang, gak gitu." Suara lembut bunda terdengar sopan masuk telinga Hyunjin hingga menggetarkan bahu lelaki itu. Tapi, entah bagaimana perasaannya.
"Hyunjin gak berguna bunda."
"Sayang."
"Hyunjin emang tolol! HYUNJIN BRENGSEK! HYUNJIN GAK BECUS! HYUNJIN BAJINGAN!!"
Hyunjin keluar dari pelukan Bunda paksa. Menatap orang-orang disekitarnya begitu marah. Nafas Hyunjin berburu bersamaan dengan langkah kaki cepat yang membawa tubuh itu pergi dari depan UGD.
Ia mengeluarkan ponsel dari saku. Menghubungi Bang Chan, iya, teman club Hyunjin dulu. Padahal ia berjanji untuk menjadi lebih baik kepada Mina, namun dalam kondisi ini, Hyunjin kehilangan sebagian akal sehat.
Dengan kecepatan di atas rata-rata, Hyunjin membelah jalan ibukota. Membiarkan tubuhnya tertepa angin malam yang kian dingin. Berharap semua bisa diputar lagi.
Tinnn!!!
Sial! Hyunjin mengabaikan lampu merah. Hampir saja motornya tertabrak truk fuso pengangkut barang.
"LO GILA, YA?!" teriak seseorang dari arah samping Hyunjin. Bukannya memelan, ia justru mengambil kecepatan lebih tinggi.
Orang tadi, menggeleng pelan. Ia menarik gas full untuk menyeimbangkan kecepatan Hyunjin.
"DENGAN LO KEK GINI, GAK BAKAL MERUBAH MINA, JIN! PAKAI KEPALA DINGIN!!"
"LO GAK BAKAL NGERTI LIX!! LO GAK BAKAL NGERTI!!!"
Felix --cowok tadi-- menghela nafas pelan. "LO BERHENTI APA GUE YANG BERHENTIIN LO?!"
Akhirnya, Hyunjin mengalah daripada debat berlanjut lalu berakhir celaka. Mereka berhenti di sebuah halte depan sekolah SMP. Kepala Hyunjin rasanya ingin meledak seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh || HHJ
Teen Fiction"Gue tahu apa yang akan terjadi kedepannya." "Gak usah sok tahu lo, masih bau kencur udah belagu!" -Hyunjin. 13+