35. Psikopat

37 10 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Pada akhirnya, kebenaran bertahta di atas kedustaan.”






























Tok- tok- tok

Suara ketukan pintu utama mengurung langkah Mina menuju kamar. Senampang makanan lezat yang ia buat, kembali ditaruh pada meja makan. Mina sedikit berlari ke depan.

"Bmmbbmm, Lo siapmmbb?!!" mulut Mina dibekap kencang oleh lelaki bertopeng itu.

Mina merontah keras mendapati tubuhnya ditarik pergi oleh pria topeng itu. Sungguh, kekuatan Mina kalah besar dengan pria ini. Bagaikan semut dengan kucing oren.

Kedua mata Mina melotot menatap Hyunjin yang berada di balkon. Kuat-kuat ia gigit tangan pria itu, rasanya seperti mencicipi oli mesin.

"HYUNJIN!! HYUNJ MMMMB-"

Hyunjin menoleh cepat. Ia segera berlari menuju garasi. Mina pun memperlambat gerakan orang itu agar Hyunjin bisa menyelamatkannya. Tapi itu tidak mungkin, Tubuh Mina telah dimasukan ke dalam mobil, lalu dibawa kabur oleh penculik itu.

Rahang Hyunjin mengeras. Ia merampas kunci dibelakang pintu, tanpa memperdulikan pakaian dan rumah yang belum dikunci.

Bagaikan kucing dan tikus. Mobil Hyunjin kebut-kebutan bersama penculik yang membawa Mina. Berkali-kali klakson dari pengendara lain membising, namun dianggap tidak ada. Hyunjin tidak dapat berfikir jernih perihal Mina.

Sudah cukup kehilangan, Ryujin! Sudah cukup kehilangan Baejin! Hanya karena alasan bodoh dari mereka berdua.

"Baejin, gue takut gak bisa jaga Mina," lirih Hyunjin mengeratkan pegangan pada kemudi setir.

Ucapan Baejin kalau itupun, teriang kembali dalam kepala Hyunjin. Ingatan yang tak pernah pudar walau sudah berbulan yang lalu.

Flashback on

Hyunjin memutar arah menuju rumah sakit bersama Felix. Ia terkejut bukan main mendengar Mina membutuhkan donor jantung. Namun, jantung Hyunjin tidak dapat di donorkan sebab ada riwayat jantung melekat.

Ia tak tahu harus bagaimana. Lorong rumah sakit yang sepi semakin mencekik nadi Hyunjin.

"Lo pengen tahu kan kenapa Ryujin pergi?" tanya Baejin yang tidak tahu datang darimana.

Hyunjin menyorot gerak-gerik Baejin yang mengambil duduk di depannya. "Ryujin diambang kematian kalau itu," ucap Baejin mulai bercerita, "Daripada dia hidup tidak bisa memberikan manfaat kepada orang. Ia memilih mendonorkan matanya pada Mina. Karena Ryujin tahu, sejauh apapun dia bertahan hidup dia gak akan pernah hidup sama Lo."

Musuh || HHJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang