Rumah tua itu, ternyata masih berdiri kokoh. Mengayomi jiwa Renjun dan ibunya dari hujan lebat di luar. Chan Sung menghela nafas panjang. Ia menengok kembali ke belakang, Jessica mengisyaratkan agar Chan Sung menghampiri Wendy.
Dirasa mantap, Chan Sung melangkah lebih jauh dengan Renjun. Menyapa gadisnya dulu yang ia sayangi.
"Bunda, ada ayah," ujar Renjun membuat alat rajut ditangan Wendy jatuh pada lantai.
"Omong kosong apa yang kau katakan Renjun?" iris mata Wendy menatap tajam Renjun.
"Renjun tidak beromong kosong, bunda."
"Wendy," suara rendah Chan Sung mengalun.
Wendy menengok cepat ke belakang. Terkejut mendapati lelaki yang dulu hilang setelah mendengar kehamilannya. Chan Sung tersenyum pada Wendy, merentangkan tangan memeluk Wendy.
Pertahanan Wendy rutuh terhantam gelombang amat dasyat. "Wen, maaf, maaf atas semuanya," suara Chan Sung bergetar hebat.
"Maaf," ucapnya begitu pilu merengkuh tubuh Wendy.
Disisi lain, Wendy terbungkan dalam rengkuhan itu. Ia merasakan tubuh Renjun turut memeluk tubuh kecilnya.
Jessica membungkam mulutnya menggunakan tangan. Seluruh tubuh bergetar hebat. Memang seharusnya ia tidak pernah hadir dalam hidup Hyunsik. Lebih baik jika waktu dapat diputar Jessica akan menolak lebih keras lagi.
Langkah Jessica membawa tubuhnya pergi dari ambang pintu rumah itu. Ia terus menangis dengan emosional acak-acakan.
"Hyunjin," ia merintih memanggik nama anaknya. Memang ini kah seharusnya yang ia dapatkan? Sebuah karma dari masa silam. Yang menghancurkan akan dihancurkan. Hingga bulan-bulan berlalu. Chan Sung masih menganggapnya sebagai seorang istri. Namun, ada Wendy diantara mereka. Bukan Chan Sung egois, tapi itu adalah keputusan dari Jessica.
***
Nayeon berlari cepat meraih pundak Mina untuk berhenti. "Mina!" tepat di depan Mina, Nayeon menghentikan langkah. Nafasnya tersengal-sengal mencoba cari pasokan oksigen yang banyak."Lo pulang sama siapa?" tanya Nayeon berkacak pinggang dengan pelipis yang dibanjiri keringat.
"Sendiri. Lo mau nebeng sampai gang Hasan?"
Nayeon menggeleng cepat. Mengambil air minum Mina dengan lancang. Ia menegak air itu berkali-kali hingga kandas.
"Thanks, Na," cengir Nayeon, "Bay the way, selamat, yah, jadi maba UI jalur SBMPTN lagi. Wegelass," sambungnya.
"Udah pengumuman??" heran Mina.
"Udah."
"Kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh || HHJ
Teen Fiction"Gue tahu apa yang akan terjadi kedepannya." "Gak usah sok tahu lo, masih bau kencur udah belagu!" -Hyunjin. 13+